Lakukan investasi terbaik dalam hidupmu
Mulai dari 2 € India Produksi Listrik
Harga saham
Nilai saat ini dari Produksi Listrik di India adalah 139.791,55 Gigawatt-hour. Produksi Listrik di India menurun menjadi 139.791,55 Gigawatt-hour pada 1/6/2024, setelah sebelumnya adalah 145.046,15 Gigawatt-hour pada 1/5/2024. Dari 1/12/1970 sampai 1/7/2024, rata-rata GDP di India adalah 127.357,13 Gigawatt-hour. Nilai tertinggi sepanjang masa tercapai pada 1/12/2019 dengan 340.578,60 Gigawatt-hour, sementara nilai terendah dicatat pada 1/12/1970 dengan 27.666,00 Gigawatt-hour.
Produksi Listrik ·
3 Tahun
5 Tahun
10 Tahun
25 tahun
Max
Produksi Listrik | |
---|---|
1/12/1970 | 27.666,00 Gigawatt-hour |
1/12/1975 | 35.928,00 Gigawatt-hour |
1/12/1980 | 49.543,00 Gigawatt-hour |
1/12/1985 | 56.003,00 Gigawatt-hour |
1/12/1990 | 77.782,00 Gigawatt-hour |
1/12/1995 | 80.561,00 Gigawatt-hour |
1/12/2000 | 91.264,00 Gigawatt-hour |
1/12/2001 | 93.054,00 Gigawatt-hour |
1/12/2002 | 83.404,00 Gigawatt-hour |
1/12/2003 | 93.022,00 Gigawatt-hour |
1/12/2004 | 101.621,00 Gigawatt-hour |
1/12/2005 | 118.818,00 Gigawatt-hour |
1/12/2006 | 142.163,80 Gigawatt-hour |
1/12/2007 | 162.553,70 Gigawatt-hour |
1/12/2008 | 152.886,00 Gigawatt-hour |
1/12/2009 | 159.642,80 Gigawatt-hour |
1/12/2010 | 179.926,50 Gigawatt-hour |
1/12/2011 | 214.024,10 Gigawatt-hour |
1/12/2012 | 204.035,30 Gigawatt-hour |
1/12/2013 | 234.595,00 Gigawatt-hour |
1/12/2014 | 238.908,40 Gigawatt-hour |
1/12/2015 | 224.571,10 Gigawatt-hour |
1/12/2016 | 241.841,60 Gigawatt-hour |
1/12/2017 | 266.308,30 Gigawatt-hour |
1/12/2018 | 299.465,00 Gigawatt-hour |
1/12/2019 | 340.578,60 Gigawatt-hour |
1/1/2020 | 103.010,96 Gigawatt-hour |
1/2/2020 | 100.977,43 Gigawatt-hour |
1/3/2020 | 96.063,00 Gigawatt-hour |
1/4/2020 | 81.045,20 Gigawatt-hour |
1/5/2020 | 96.501,40 Gigawatt-hour |
1/6/2020 | 100.142,20 Gigawatt-hour |
1/7/2020 | 108.268,80 Gigawatt-hour |
1/8/2020 | 103.134,90 Gigawatt-hour |
1/9/2020 | 110.212,00 Gigawatt-hour |
1/10/2020 | 107.728,60 Gigawatt-hour |
1/11/2020 | 95.196,20 Gigawatt-hour |
1/12/2020 | 103.688,30 Gigawatt-hour |
1/1/2021 | 108.504,80 Gigawatt-hour |
1/2/2021 | 101.415,40 Gigawatt-hour |
1/3/2021 | 118.769,90 Gigawatt-hour |
1/4/2021 | 115.473,30 Gigawatt-hour |
1/5/2021 | 103.832,70 Gigawatt-hour |
1/6/2021 | 106.459,60 Gigawatt-hour |
1/7/2021 | 115.982,16 Gigawatt-hour |
1/8/2021 | 120.977,56 Gigawatt-hour |
1/9/2021 | 108.241,26 Gigawatt-hour |
1/10/2021 | 111.031,30 Gigawatt-hour |
1/11/2021 | 96.941,73 Gigawatt-hour |
1/12/2021 | 105.992,11 Gigawatt-hour |
1/1/2022 | 107.886,11 Gigawatt-hour |
1/2/2022 | 104.208,41 Gigawatt-hour |
1/3/2022 | 123.920,88 Gigawatt-hour |
1/4/2022 | 127.031,08 Gigawatt-hour |
1/5/2022 | 125.218,60 Gigawatt-hour |
1/6/2022 | 124.421,57 Gigawatt-hour |
1/7/2022 | 118.937,22 Gigawatt-hour |
1/8/2022 | 121.513,98 Gigawatt-hour |
1/9/2022 | 119.995,52 Gigawatt-hour |
1/10/2022 | 109.501,11 Gigawatt-hour |
1/11/2022 | 108.444,02 Gigawatt-hour |
1/12/2022 | 115.503,39 Gigawatt-hour |
1/1/2023 | 118.620,88 Gigawatt-hour |
1/2/2023 | 111.523,05 Gigawatt-hour |
1/3/2023 | 120.202,51 Gigawatt-hour |
1/4/2023 | 123.873,10 Gigawatt-hour |
1/5/2023 | 126.601,67 Gigawatt-hour |
1/6/2023 | 127.382,73 Gigawatt-hour |
1/7/2023 | 126.313,02 Gigawatt-hour |
1/8/2023 | 137.594,35 Gigawatt-hour |
1/9/2023 | 130.538,47 Gigawatt-hour |
1/10/2023 | 133.501,13 Gigawatt-hour |
1/11/2023 | 114.729,25 Gigawatt-hour |
1/12/2023 | 115.946,77 Gigawatt-hour |
1/1/2024 | 128.008,60 Gigawatt-hour |
1/2/2024 | 118.704,67 Gigawatt-hour |
1/3/2024 | 129.965,03 Gigawatt-hour |
1/4/2024 | 136.309,88 Gigawatt-hour |
1/5/2024 | 145.046,15 Gigawatt-hour |
1/6/2024 | 139.791,55 Gigawatt-hour |
Produksi Listrik Sejarah
Tanggal | Nilai |
---|---|
1/6/2024 | 139.791,55 Gigawatt-hour |
1/5/2024 | 145.046,15 Gigawatt-hour |
1/4/2024 | 136.309,88 Gigawatt-hour |
1/3/2024 | 129.965,03 Gigawatt-hour |
1/2/2024 | 118.704,67 Gigawatt-hour |
1/1/2024 | 128.008,6 Gigawatt-hour |
1/12/2023 | 115.946,77 Gigawatt-hour |
1/11/2023 | 114.729,25 Gigawatt-hour |
1/10/2023 | 133.501,13 Gigawatt-hour |
1/9/2023 | 130.538,47 Gigawatt-hour |
Serupa dengan Makrokennzahlen untuk Produksi Listrik
Nama | Saat ini | Sebelumnya | Frekuensi |
---|---|---|---|
🇮🇳 Composite PMI | 58,3 points | 60,7 points | Bulanan |
🇮🇳 Iklim Bisnis | 130,3 points | 135,4 points | Kuartal |
🇮🇳 Indikator Awal yang Terkompilasi | 100,308 points | 100,178 points | Bulanan |
🇮🇳 Jasa PMI | 57,7 points | 60,9 points | Bulanan |
🇮🇳 Pendaftaran Kendaraan | 160.306 Units | 168.912 Units | Bulanan |
🇮🇳 Pertumbuhan simpanan | 11,8 % | 11,5 % | frequency_biweekly |
🇮🇳 Perubahan dalam Persediaan | 544,48 miliar INR | 461,83 miliar INR | Kuartal |
🇮🇳 PMI Manufaktur | 56,5 points | 57,5 points | Bulanan |
🇮🇳 Produksi Baja | 12,3 Juta. Tonnes | 12,3 Juta. Tonnes | Bulanan |
🇮🇳 Produksi Industri | 5 % | 4,9 % | Bulanan |
🇮🇳 Produksi Industri Bulanan | -2,97 % | 4,67 % | Bulanan |
🇮🇳 Produksi Manufaktur | 4,6 % | 2,6 % | Bulanan |
🇮🇳 Produksi otomotif | 151.538 Units | 171.437 Units | Bulanan |
🇮🇳 Produksi Pertambangan | 6,56 % | 6,69 % | Bulanan |
🇮🇳 Tingkat Utilisasi Kapasitas | 75,8 % | 74 % | Kuartal |
🇮🇳 Total Penjualan Kendaraan | 315.689 Units | 308.779 Units | Bulanan |
Makroseiten untuk negara lain di Asia
- 🇨🇳China
- 🇮🇩Indonesia
- 🇯🇵Jepang
- 🇸🇦Arab Saudi
- 🇸🇬Singapura
- 🇰🇷Korea Selatan
- 🇹🇷Turki
- 🇦🇫Afghanistan
- 🇦🇲Armenia
- 🇦🇿Azerbaijan
- 🇧🇭Bahrain
- 🇧🇩Bangladesh
- 🇧🇹Bhutan
- 🇧🇳Brunei
- 🇰🇭Kamboja
- 🇹🇱Timor Leste
- 🇬🇪Georgia
- 🇭🇰Hongkong
- 🇮🇷Iran
- 🇮🇶Irak
- 🇮🇱Israel
- 🇯🇴Yordania
- 🇰🇿Kazakhstan
- 🇰🇼Kuwait
- 🇰🇬Kirgistan
- 🇱🇦Laos
- 🇱🇧Lebanon
- 🇲🇴Makau
- 🇲🇾Malaysia
- 🇲🇻Maladewa
- 🇲🇳Mongolia
- 🇲🇲Myanmar
- 🇳🇵Nepal
- 🇰🇵Korea Utara
- 🇴🇲Oman
- 🇵🇰Pakistan
- 🇵🇸Palestina
- 🇵🇭Filipina
- 🇶🇦Katar
- 🇱🇰Sri Lanka
- 🇸🇾Suriah
- 🇹🇼Taiwan
- 🇹🇯Tajikistan
- 🇹🇭Thailand
- 🇹🇲Turkmenistan
- 🇦🇪Uni Emirat Arab
- 🇺🇿Uzbekistan
- 🇻🇳Vietnam
- 🇾🇪Yaman
Apa itu Produksi Listrik
Produksi listrik merupakan salah satu segmen penting dalam perekonomian makro yang memiliki dampak signifikan terhadap berbagai sektor ekonomi. Di situs profesional seperti Eulerpool, kami fokus pada penyajian data ekonomi makro yang terkait dengan produksi listrik untuk memberikan wawasan mendalam bagi para analis dan pengambil keputusan. Artikel ini akan membahas berbagai aspek dari produksi listrik di Indonesia, termasuk sumber energi, tantangan yang dihadapi, serta proyeksi masa depan. Di Indonesia, produksi listrik didominasi oleh berbagai sumber energi, seperti batu bara, gas alam, energi terbarukan, dan minyak bumi. Bergantung pada sumber energi ini, produksi listrik di Indonesia terus mengalami perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu. Batu bara merupakan sumber energi utama untuk produksi listrik di Indonesia karena pasokannya yang melimpah dan biayanya yang relatif lebih murah. Namun, ketergantungan ini juga menghadirkan tantangan lingkungan berupa emisi gas rumah kaca yang perlu dikelola dengan baik. Gas alam, sebagai sumber energi kedua terbesar, memainkan peran penting dalam diversifikasi sumber energi untuk produksi listrik. Penggunaan gas alam memungkinkan produksi listrik yang lebih efisien dan berkurangnya emisi karbon dibandingkan dengan batu bara. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang mendorong penggunaan energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Selain itu, produksi listrik dari energi terbarukan seperti hidro, angin, dan matahari semakin mendapatkan perhatian. Energi hidro, terutama dari bendungan-bendungan besar, telah lama menjadi bagian dari portofolio energi Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah mendorong pengembangan energi angin dan matahari sebagai bagian dari upaya meningkatkan proporsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Insentif dan regulasi yang mendukung investasi dalam sektor ini diharapkan akan terus memacu pertumbuhan kapasitas energi terbarukan di masa mendatang. Sementara itu, minyak bumi cenderung memainkan peran yang lebih kecil dalam produksi listrik dibandingkan dengan batu bara dan gas alam, terutama karena faktor biaya yang lebih tinggi dan fluktuasi harga global. Namun, sebagai negara penghasil minyak, Indonesia tetap memiliki sejumlah pembangkit listrik yang masih bergantung pada minyak bumi, khususnya di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh infrastruktur energi lainnya. Produksi listrik di Indonesia juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah infrastruktur. Meskipun Indonesia telah membuat kemajuan signifikan dalam pengembangan jaringan listrik, masih ada daerah-daerah yang belum dijangkau oleh listrik secara memadai. Kekurangan ini mempengaruhi kehidupan jutaan orang di daerah tersebut dan menghambat pertumbuhan ekonomi lokal. Selain itu, kebijakan dan regulasi juga memainkan peran penting dalam perkembangan produksi listrik. Pemerintah dalam beberapa tahun terakhir telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong investasi dalam sektor energi, termasuk insentif bagi pengembangan energi terbarukan dan pembukaan kesempatan bagi swasta untuk turut serta dalam pembangunan pembangkit listrik. Namun, implementasi kebijakan tersebut kadang-kadang menemui hambatan birokrasi dan ketidakpastian regulasi yang dapat mempengaruhi iklim investasi. Seiring pertumbuhan ekonomi yang pesat, permintaan listrik di Indonesia terus meningkat. Hal ini menuntut adanya peningkatan kapasitas produksi listrik yang berkelanjutan dan siap menghadapi tantangan masa depan. Pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dalam bauran energi nasional dan mengurangi emisi karbon. Untuk mencapai target ini, diperlukan kolaborasi antara sektor publik dan swasta serta inovasi dalam teknologi produksi dan distribusi listrik. Pembangunan pembangkit listrik baru dan modernisasi pembangkit listrik yang ada juga menjadi fokus utama. Penggunaan teknologi canggih dan ramah lingkungan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi listrik dan mengurangi dampak lingkungan. Selain itu, penyediaan jaringan listrik yang lebih luas dan handal sangat penting untuk mendukung pertumbuhan industri dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Di masa mendatang, produksi listrik di Indonesia kemungkinan akan semakin terdiversifikasi dengan peningkatan peran energi terbarukan. Kebijakan yang mendukung keberlanjutan dan kemitraan strategis dengan berbagai pemangku kepentingan akan menjadi faktor kunci dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Sebagai situs yang memfokuskan diri pada penyajian data ekonomi makro, Eulerpool berkomitmen untuk menyediakan data yang akurat dan terkini mengenai produksi listrik di Indonesia. Data ini meliputi berbagai indikator penting seperti kapasitas produksi, sumber energi, konsumsi listrik, harga energi, dan emisi karbon. Dengan informasi ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi para pengambil keputusan, peneliti, dan masyarakat luas dalam memahami dinamika sektor energi dan mendukung upaya pembangunan yang berkelanjutan. Dalam kesimpulannya, produksi listrik adalah nadi dari perekonomian modern Indonesia. Dengan pengelolaan yang tepat, pemanfaatan teknologi, dan kebijakan yang mendukung, sektor ini memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan melindungi lingkungan. Eulerpool siap menjadi mitra terpercaya dalam menyediakan data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung tujuan ini.