Saham Undervalued 2025
Membeli Saham Berkualitas dengan Diskon: sesekali saham-saham diperdagangkan jauh di bawah Fair Value mereka. Eulerpool menunjukkan seberapa signifikan saham-saham tersebut diperdagangkan di bawah nilai wajar mereka. Algoritme kami diperbarui setiap jam dan membantu menemukan saham-saham yang undervalued.
Lakukan investasi terbaik dalam hidupmu
Mulai dari 2 € Alasan Saham yang Diundervalue
Di pasar saham, harga terbentuk melalui penawaran dan permintaan. Ketika harga saham turun, pembeli potensial menjadi kurang. Ada beberapa alasan mengapa saham-saham diperdagangkan di bawah nilai sebenarnya di pasar.
Setiap perusahaan ingin mencegah berita negatif, namun, hal tersebut tidak selalu mungkin. Ketika perusahaan misalnya gagal memenuhi ekspektasi keuntungan atau menghadapi potensi tuntutan hukum, hal tersebut sering kali menyebabkan penurunan permintaan. Investor yang tidak berpengalaman seringkali menjual saham perusahaan tersebut dan akibatnya harga saham turun. Meskipun berita buruk dapat menjadi risiko bagi sebuah perusahaan, banyak investor yang bereaksi berlebihan sehingga menyebabkan saham menjadi undervalued.
Tindakan cepat ini sering kali berasal dari apa yang disebut sebagai perilaku mengikuti arus. Investor mulai menjual saham mereka saat yang lain juga melakukannya, ini adalah perilaku investor yang sangat manusiawi. Salah satu alasan umum untuk tindakan irasional ini adalah forum online, di mana anggota menyarankan untuk menjual atau membeli. Pada awal tahun 2021, terjadi peningkatan buatan saat pengguna Reddit mengajak membeli saham GameStop, yang kemudian nilai sahamnya menjadi sangat overvalued.
Temukan perusahaan niaga. Di dunia bursa saham, seringkali hanya para pemain besar seperti Apple, Tesla, dan Amazon yang diliput. Karena itu, perusahaan-perusahaan kecil yang beroperasi di ceruk pasar atau perusahaan dengan model bisnis yang tidak begitu revolusioner dianggap tidak menarik oleh banyak investor, meskipun mereka memiliki potensi yang besar. Minat yang lebih rendah berarti juga lebih sedikit pembelian. Saham yang undervalued, yang bisa dibeli dengan harga murah karena kurangnya minat, merupakan kesempatan besar bagi investor untuk memperoleh saham yang solid dengan harga yang menarik, sebelum potensinya dikenali oleh kalangan luas.
Begini Cara Menemukan Saham yang Dinilai Rendah
Untuk menemukan saham yang undervalued, kamu harus memahami pasar keuangan. Penting untuk tetap informasi tentang peristiwa terkini agar dapat bertindak secara rasional. Perhatikan misalnya berita negatif dari perusahaan, karena itu bisa menurunkan harga saham dalam jangka pendek.
Krisis atau fase koreksi juga dapat menekan harga saham, meskipun tidak ada perubahan dalam model bisnis perusahaan. Pada musim semi tahun 2020, saat awal pandemi Corona, harga saham anjlok dan banyak saham yang undervalued bisa dibeli dengan harga murah.
Pengaruh siklik harus dikenali oleh investor yang mencari saham yang undervalued. Beberapa perusahaan sangat responsif terhadap fluktuasi ekonomi dan oleh karena itu tergantung pada ekonomi makro. Perusahaan siklik tipikal dapat ditemukan di sektor barang konsumsi dan teknologi.
Pada akhirnya, investor harus selalu mendapatkan gambaran umum tentang perusahaan untuk dapat mengambil keputusan yang tepat tentang saham tersebut. Jadi, bandingkan saham yang undervalued dengan pesaingnya dan perhatikan apa yang dilakukan oleh Insider (bercabang ke Insiderpage) di perusahaan tersebut. Jika perusahaan atau para eksekutifnya membeli saham mereka sendiri, ini bisa menjadi tanda bahwa saham tersebut undervalued dan memiliki banyak potensi imbal hasil.
Rasio Keuangan yang Perlu Anda Ketahui
Ada dua rasio yang harus diketahui oleh setiap investor yang ingin menemukan saham yang undervalued: rasio Harga-Keuntungan (KGV) atau Price-to-Earnings Ratio (P/E Ratio) dan rasio Harga-Nilai Buku (KBV) atau Price-to-Book Ratio (P/B Ratio).
KGV dihitung dengan membandingkan harga saham dengan keuntungan perusahaan. Jika harga saham jauh lebih rendah daripada keuntungan perusahaan, maka saham tersebut dianggap undervalued. Jadi, KGV yang rendah menunjukkan bahwa saham tersebut murah. Namun, KGV yang tinggi tidak langsung berarti bahwa saham tersebut overvalued. Penting untuk membandingkan KGV suatu perusahaan dengan rata-rata industri untuk menentukan apakah itu melebihi tingkat persaingan. Selain itu, KGV tidak seharusnya digunakan sebagai satu-satunya indikator, karena tidak dapat memberikan gambaran masa depan.
PER (Price Earnings Ratio) | = |
|
Pada KBV, investor yang mencari saham yang dinilai lebih rendah berfokus pada aset yang diakui dalam laporan keuangan. Total ekuitas kemudian dibagi dengan jumlah saham yang diterbitkan. Harga saham saat ini kemudian dibandingkan dengan nilai buku per saham. Saham dianggap undervalued jika nilai pasar tidak sesuai dengan nilai bukunya. Jika KBV kurang dari 1, maka saham tersebut dianggap murah. Namun penting juga untuk tidak hanya menggunakan KBV sebagai satu-satunya indikator untuk penilaian yang rendah.
KBV | = |
|
Setelah investor menyaring saham yang undervalued dengan menggunakan PER dan PBV, mereka harus mempertimbangkan kinerja keuangan lainnya. Rasio PEG (Price-Earnings Growth Ratio), Return on Equity (ROE), tingkat hutang (Debt Ratio), dan likuiditas tingkat ketiga (Current Ratio) adalah indikator penting lainnya.
Perhitungan:
Rasio PEG | = |
|
Return on Equity (RoE) | = |
|
Tingkat Utang | = |
|
Likuiditas Tingkat Ketiga | = |
|
Investasi Nilai seperti Warren Buffett
Value Investing adalah strategi investasi, yang mencari saham atau surat berharga yang undervalued di pasar, dengan tujuan untuk membeli atau berinvestasi di dalamnya. Karena aset dapat diperoleh dengan harga yang murah, investor berharap ada potensi keuntungan yang besar. Selain itu, investor menghindari pembelian saham yang mungkin dianggap overvalued di pasar.
Warren Buffett adalah Investor Value yang paling terkenal. CEO Berkshire Hathaway telah membangun kekayaannya yang lebih dari 80 miliar dolar AS sebagian besar melalui strategi Value Investing. Buffett membeli saham-saham perusahaan yang undervalued sejauh mungkin di bawah nilai wajarnya, untuk kemudian berpartisipasi dalam perkembangan masa depan.
Dasar Value Investing adalah analisis fundamental yang didasarkan pada indikator keuangan. Namun, faktor-faktor seperti kualitas manajemen, keunggulan kompetitif yang mungkin, dan kekuatan model bisnis juga memainkan peran penting.
Jangan terjebak dalam Value Trap
Penting untuk tidak terjebak dalam apa yang disebut Value Trap ketika menganalisis saham yang undervalued. Value Trap terlihat seolah-olah undervalued, namun sebenarnya tidak. Dalam Value Trap, harga saham biasanya terus menurun dan dalam kasus terburuk dapat mengarah ke kebangkrutan. Ada beberapa indikator yang dapat membantu membedakan antara saham yang undervalued dengan Value Trap.
Perhatikan faktor-faktor berikut:
- 1. Perkembangan laba yang stabil selama beberapa tahun terakhir
- 2. Tidak ada skandal yang diketahui
- 3. Prospek Masa Depan yang Positif
- 4. Peringkat Kredit yang Tinggi oleh Moody’s dan S&P Global Ratings
- 5. Keunggulan Kompetitif atau Ciri Khas Bersaing Potensial
- 6. Rasio PEG Rendah