Lakukan investasi terbaik dalam hidupmu
Mulai dari 2 € India Belanja Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Harga saham
Nilai terkini dari Belanja Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di India adalah 15,37 % of GDP. Belanja Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di India turun menjadi 15,37 % of GDP pada 1/1/2022, setelah sebelumnya sebesar 16,16 % of GDP pada 1/1/2021. Dari 1/1/1970 hingga 1/1/2023, rata-rata PDB di India adalah 15,11 % of GDP. Pencapaian tertinggi sepanjang masa terjadi pada 1/1/1986 dengan 19,42 % of GDP, sementara nilai terendah tercatat pada 1/1/1970 dengan 11,81 % of GDP.
Belanja Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ·
3 Tahun
5 Tahun
10 Tahun
25 tahun
Max
Pengeluaran pemerintah terhadap PDB | |
---|---|
1/1/1970 | 11,81 % of GDP |
1/1/1971 | 13,51 % of GDP |
1/1/1972 | 13,98 % of GDP |
1/1/1973 | 12,01 % of GDP |
1/1/1974 | 12,30 % of GDP |
1/1/1975 | 14,28 % of GDP |
1/1/1976 | 14,62 % of GDP |
1/1/1977 | 14,65 % of GDP |
1/1/1978 | 16,37 % of GDP |
1/1/1979 | 15,08 % of GDP |
1/1/1980 | 15,21 % of GDP |
1/1/1981 | 14,37 % of GDP |
1/1/1982 | 15,66 % of GDP |
1/1/1983 | 15,52 % of GDP |
1/1/1984 | 17,00 % of GDP |
1/1/1985 | 18,19 % of GDP |
1/1/1986 | 19,42 % of GDP |
1/1/1987 | 18,54 % of GDP |
1/1/1988 | 18,11 % of GDP |
1/1/1989 | 18,51 % of GDP |
1/1/1990 | 17,96 % of GDP |
1/1/1991 | 16,53 % of GDP |
1/1/1992 | 15,83 % of GDP |
1/1/1993 | 15,91 % of GDP |
1/1/1994 | 15,37 % of GDP |
1/1/1995 | 14,53 % of GDP |
1/1/1996 | 14,16 % of GDP |
1/1/1997 | 14,76 % of GDP |
1/1/1998 | 15,49 % of GDP |
1/1/1999 | 14,73 % of GDP |
1/1/2000 | 14,95 % of GDP |
1/1/2001 | 15,38 % of GDP |
1/1/2002 | 16,29 % of GDP |
1/1/2003 | 16,58 % of GDP |
1/1/2004 | 15,37 % of GDP |
1/1/2005 | 13,69 % of GDP |
1/1/2006 | 13,58 % of GDP |
1/1/2007 | 14,29 % of GDP |
1/1/2008 | 15,70 % of GDP |
1/1/2009 | 15,82 % of GDP |
1/1/2010 | 15,38 % of GDP |
1/1/2011 | 14,93 % of GDP |
1/1/2012 | 14,18 % of GDP |
1/1/2013 | 13,88 % of GDP |
1/1/2014 | 13,34 % of GDP |
1/1/2015 | 13,00 % of GDP |
1/1/2016 | 12,83 % of GDP |
1/1/2017 | 12,53 % of GDP |
1/1/2018 | 12,25 % of GDP |
1/1/2019 | 13,36 % of GDP |
1/1/2020 | 17,70 % of GDP |
1/1/2021 | 16,16 % of GDP |
1/1/2022 | 15,37 % of GDP |
Belanja Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Sejarah
Tanggal | Nilai |
---|---|
1/1/2022 | 15,37 % of GDP |
1/1/2021 | 16,16 % of GDP |
1/1/2020 | 17,7 % of GDP |
1/1/2019 | 13,36 % of GDP |
1/1/2018 | 12,25 % of GDP |
1/1/2017 | 12,53 % of GDP |
1/1/2016 | 12,83 % of GDP |
1/1/2015 | 13 % of GDP |
1/1/2014 | 13,34 % of GDP |
1/1/2013 | 13,88 % of GDP |
Serupa dengan Makrokennzahlen untuk Belanja Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Nama | Saat ini | Sebelumnya | Frekuensi |
---|---|---|---|
🇮🇳 Anggaran negara | -5,63 % of GDP | -6,44 % of GDP | Tahunan |
🇮🇳 Indeks Korupsi | 39 Points | 40 Points | Tahunan |
🇮🇳 Nilai Anggaran Negara | -5,062 Bio. INR | -2,101 Bio. INR | Bulanan |
🇮🇳 Pendapatan negara | 10,234 Bio. INR | 8,342 Bio. INR | Bulanan |
🇮🇳 Pengeluaran militer | 83,575 miliar USD | 79,977 miliar USD | Tahunan |
🇮🇳 Pengeluaran negara | 13,004 Bio. INR | 9,699 Bio. INR | Bulanan |
🇮🇳 Pengeluaran negara | 4,149 Bio. INR | 5,123 Bio. INR | Kuartal |
🇮🇳 Peringkat Korupsi | 93 | 85 | Tahunan |
🇮🇳 Utang negara terhadap PDB | 86,54 % of GDP | 85,21 % of GDP | Tahunan |
Makroseiten untuk negara lain di Asia
- 🇨🇳China
- 🇮🇩Indonesia
- 🇯🇵Jepang
- 🇸🇦Arab Saudi
- 🇸🇬Singapura
- 🇰🇷Korea Selatan
- 🇹🇷Turki
- 🇦🇫Afghanistan
- 🇦🇲Armenia
- 🇦🇿Azerbaijan
- 🇧🇭Bahrain
- 🇧🇩Bangladesh
- 🇧🇹Bhutan
- 🇧🇳Brunei
- 🇰🇭Kamboja
- 🇹🇱Timor Leste
- 🇬🇪Georgia
- 🇭🇰Hongkong
- 🇮🇷Iran
- 🇮🇶Irak
- 🇮🇱Israel
- 🇯🇴Yordania
- 🇰🇿Kazakhstan
- 🇰🇼Kuwait
- 🇰🇬Kirgistan
- 🇱🇦Laos
- 🇱🇧Lebanon
- 🇲🇴Makau
- 🇲🇾Malaysia
- 🇲🇻Maladewa
- 🇲🇳Mongolia
- 🇲🇲Myanmar
- 🇳🇵Nepal
- 🇰🇵Korea Utara
- 🇴🇲Oman
- 🇵🇰Pakistan
- 🇵🇸Palestina
- 🇵🇭Filipina
- 🇶🇦Katar
- 🇱🇰Sri Lanka
- 🇸🇾Suriah
- 🇹🇼Taiwan
- 🇹🇯Tajikistan
- 🇹🇭Thailand
- 🇹🇲Turkmenistan
- 🇦🇪Uni Emirat Arab
- 🇺🇿Uzbekistan
- 🇻🇳Vietnam
- 🇾🇪Yaman
Apa itu Belanja Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Kategori "Pengeluaran Pemerintah terhadap PDB" merupakan salah satu subjek yang esensial dan kritikal dalam analisis makroekonomi. Di Eulerpool, kami menyediakan data makroekonomi yang komprehensif dan akurat untuk memudahkan pemahaman tentang berbagai aspek ekonomi, termasuk pengeluaran pemerintahan dan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Di artikel ini, kami akan membahas secara mendalam tentang apa yang dimaksud dengan pengeluaran pemerintah terhadap PDB, mengapa metrik ini penting, bagaimana cara pengukurannya, serta implikasi makroekonominya. Pengeluaran Pemerintah terhadap PDB, yang sering juga disebut sebagai rasio pengeluaran pemerintah, adalah konsep yang digunakan untuk mengukur proporsi dari pengeluaran pemerintah baik pada tingkat nasional maupun lokal terhadap total output ekonomi yang dihasilkan dalam suatu negara, yang diwakili oleh PDB. PDB sendiri merupakan jumlah dari nilai tambah seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam batas-batas teritorial suatu negara selama periode tertentu, biasanya satu tahun. Pentingnya rasio ini dalam kajian ekonomi dan kebijakan publik tidak dapat diabaikan. Pertama, ia memberikan gambaran mengenai sejauh mana pemerintah terlibat dalam ekonomi suatu negara. Rasio yang tinggi bisa menunjukkan bahwa pemerintah memiliki peran yang cukup besar dalam perekonomian, baik melalui belanja publik langsung maupun melalui program-program subsidi. Sebaliknya, rasio yang rendah dapat mengindikasikan peran pemerintah yang lebih kecil, serta kecenderungan yang lebih tinggi untuk menyerahkan kebijakan ekonomi kepada mekanisme pasar. Pengukuran pengeluaran pemerintah terhadap PDB dilakukan dengan membagi total pengeluaran pemerintah (dalam satuan mata uang yang sama) dengan PDB nominal, lalu dikalikan dengan 100 untuk menghasilkan persentase. Misalnya, jika total pengeluaran pemerintah pada suatu tahun adalah 500 triliun rupiah dan PDB nominal pada tahun yang sama adalah 5.000 triliun rupiah, maka rasio pengeluaran pemerintah terhadap PDB adalah (500/5000) * 100 = 10%. Rasio ini tidak hanya penting bagi pengambilan kebijakan, tetapi juga bagi para investor, analis pasar, akademisi, dan berbagai entitas ekonomi lainnya. Dalam persiapan anggaran, pemerintah dapat menggunakan rasio ini untuk menentukan alokasi sumber daya pada sektor yang membutuhkan perhatian lebih, seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan keamanan. Sektor-sektor tersebut seringkali dipandang sebagai investasi jangka panjang yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, para investor dan analis pasar juga sering melihat rasio pengeluaran pemerintah terhadap PDB sebagai indikator stabilitas fiskal dan potensi pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah yang besar namun tidak efisien dapat memicu ketidakseimbangan fiskal yang mungkin berujung pada defisit anggaran atau bahkan krisis utang. Sebaliknya, pengeluaran yang disalurkan pada sektor-sektor produktif dapat merangsang pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan menjaga stabilitas harga. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak ada rasio 'ideal' yang berlaku umum untuk semua negara. Faktor-faktor seperti struktur ekonomi, tingkat perkembangan, kebijakan fiskal yang berlaku, dan konteks sosial-politik sangat mempengaruhi tingkat optimal dari pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh, negara-negara berkembang mungkin memerlukan rasio yang lebih tinggi karena membutuhkan banyak investasi untuk meningkatkan infrastruktur dasar dan layanan publik. Di sisi lain, negara maju mungkin lebih fokus pada pengelolaan layanan yang sudah ada dan meningkatkan efisiensi birokrasi. Di Indonesia, peran pengeluaran pemerintah terhadap PDB telah menjadi topik perhatian yang signifikan, terutama dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan percepatan pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah tidak hanya dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan jangka pendek, tetapi juga untuk memenuhi target jangka panjang seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Visi Indonesia 2045. Dalam konteks ini, evaluasi dan analisis terhadap rasio pengeluaran pemerintah terhadap PDB menjadi sangat relevan untuk memastikan bahwa anggaran yang dikeluarkan benar-benar berdampak positif terhadap pembangunan ekonomi nasional. Pengeluaran pemerintah yang efisien juga dapat berperan dalam stabilisasi ekonomi, khususnya pada saat krisis atau resesi. Misalnya, pada masa pandemi COVID-19, banyak negara, termasuk Indonesia, meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk mendukung sektor kesehatan dan memberikan stimulus ekonomi kepada masyarakat yang terdampak. Ini menunjukkan bahwa rasio pengeluaran pemerintah terhadap PDB dapat berfungsi sebagai alat kebijakan fiskal yang fleksibel untuk menanggulangi berbagai tantangan ekonomi. Di situs web kami, Eulerpool, kami menyediakan berbagai data dan analisis yang mendalam tentang pengeluaran pemerintah terhadap PDB dari berbagai negara, termasuk perkembangan historis dan perbandingan antar negara. Kami berkomitmen untuk menyediakan informasi yang akurat dan handal bagi para pengguna kami, baik yang berkepentingan untuk tujuan akademis, investasi, kebijakan publik, maupun kepentingan lainnya. Sebagai kesimpulan, memahami konsep dan implikasi dari pengeluaran pemerintah terhadap PDB adalah esensial untuk analisis yang mendalam dan pengambilan keputusan yang tepat dalam berbagai konteks ekonomi. Rasio ini tidak hanya membantu mengukur keterlibatan dan efisiensi anggaran pemerintah dalam ekonomi, tetapi juga memberikan indikasi penting tentang stabilitas fiskal dan potensi pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Di Eulerpool, kami terus berusaha untuk memberikan data dan wawasan yang paling menyeluruh dan terpercaya dalam bidang ini, agar pengguna kami dapat membuat keputusan yang berbasis informasi dan berwawasan ke depan.