Saham perusahaan kimia Jerman Bayer anjlok tajam setelah perkembangan penting di pengadilan.

Meskipun membukukan laba operasional sebesar 9,1 triliun Won (6,8 miliar Dolar AS) pada kuartal ketiga, yang turun hampir 13 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, harapan investor tetap mengecewakan. Perlambatan pertumbuhan dan perselisihan hukum yang berkelanjutan telah mengguncang kepercayaan terhadap Bayer secara signifikan. Sejak awal tahun, saham perusahaan telah turun hampir 19 persen, menekan kapitalisasi pasar menjadi sekitar 26,77 miliar Euro.

Kepala Eksekutif Bayer, Werner Baumann, baru-baru ini mengomentari tantangan saat ini: "Kami berada dalam fase sulit dan bekerja keras untuk menstabilkan posisi kami dan mendapatkan kembali kepercayaan para pemangku kepentingan." Meskipun telah menginvestasikan lebih dari 60 miliar dolar dalam akuisisi selama dua tahun terakhir, Bayer tetap dihadapkan dengan tugas yang kompleks untuk mengurangi utang dan merestrukturisasi berbagai bidang usahanya di sektor pertanian, farmasi, dan kesehatan konsumen.

Keputusan Mahkamah Agung Washington Membuka Peluang bagi Monsanto untuk Mengajukan Banding dan Membela Diri Terhadap Tuduhan yang Diajukan.

Analis dari Jefferies memperingatkan kerugian finansial yang signifikan jika ada keputusan negatif lebih lanjut. "Risiko beban miliaran dolar nyata dan dapat semakin menekan posisi pasar Bayer yang sudah lemah," kata analis tersebut. Penilaian ini mencerminkan kekhawatiran tentang profitabilitas jangka panjang dan daya saing perusahaan di pasar yang semakin kompetitif.

Selain menghadapi masalah hukum, Bayer dihadapkan pada tantangan untuk menyesuaikan strategi bisnisnya sambil mengatasi perubahan struktural di dalam perusahaan. Beralih ke model bisnis yang lebih berkelanjutan dan didorong oleh inovasi akan menjadi kunci untuk memperkuat posisi pasar dan memanfaatkan peluang pertumbuhan di masa depan.