Lakukan investasi terbaik dalam hidupmu
fair value · 20 million securities worldwide · 50 year history · 10 year estimates · leading business news

Mulai dari 2 €
Analyse
Profil
🇧🇬

Bulgaria Impor Gas Alam

Harga saham

53.595,729 Terajoule
Perubanan +/-
-6.212,936 Terajoule
Perubahan %
-10,96 %

Nilai saat ini Impor Gas Alam di Bulgaria adalah 53.595,729 Terajoule. Impor Gas Alam di Bulgaria menurun menjadi 53.595,729 Terajoule pada 1/4/2024, setelah sebelumnya sebesar 59.808,665 Terajoule pada 1/3/2024. Dari 1/1/2008 hingga 1/6/2024, rata-rata PDB di Bulgaria adalah 36.562,48 Terajoule. Puncak tertinggi tercapai pada 1/1/2017 dengan 79.922,00 Terajoule, sedangkan nilai terendah tercatat pada 1/6/2024 dengan 0 Terajoule.

Sumber: EUROSTAT

Impor Gas Alam

  • 3 Tahun

  • 5 Tahun

  • 10 Tahun

  • 25 tahun

  • Max

Impor Gas Alam

Impor Gas Alam Sejarah

TanggalNilai
1/4/202453.595,729 Terajoule
1/3/202459.808,665 Terajoule
1/2/202453.479,069 Terajoule
1/1/202455.279,297 Terajoule
1/12/202357.923,789 Terajoule
1/11/202359.085,091 Terajoule
1/10/202365.940,605 Terajoule
1/9/202364.384,032 Terajoule
1/8/202366.438,731 Terajoule
1/7/202360.701,904 Terajoule
1
2
3
4
5
...
20

Serupa dengan Makrokennzahlen untuk Impor Gas Alam

NamaSaat iniSebelumnyaFrekuensi
🇧🇬
Arus Modal
214,9 Juta. EUR276,7 Juta. EURBulanan
🇧🇬
Cadangan emas
40,87 Tonnes40,87 TonnesKuartal
🇧🇬
Ekspor
7,243 miliar BGN6,67 miliar BGNBulanan
🇧🇬
Impor
8,589 miliar BGN8,435 miliar BGNBulanan
🇧🇬
Indeks Terorisme
0 Points0 PointsTahunan
🇧🇬
Investasi Langsung Asing
-110,9 Juta. EUR-60,3 Juta. EURBulanan
🇧🇬
Kedatangan turis
1,473 Juta. 992.356 Bulanan
🇧🇬
Neraca pembayaran berjalan
185,3 Juta. EUR-59,9 Juta. EURBulanan
🇧🇬
Neraca Perdagangan
-1,287 miliar BGN-841,6 Juta. BGNBulanan
🇧🇬
Neraca Transaksi Berjalan terhadap PDB
-0,3 % of GDP-1,4 % of GDPTahunan
🇧🇬
Penjualan senjata
34 Juta. SIPRI TIV7 Juta. SIPRI TIVTahunan
🇧🇬
Transfer
159,4 Juta. EUR130,1 Juta. EURBulanan
🇧🇬
Utang Luar Negeri
43,009 miliar EUR43,165 miliar EURBulanan

Apa itu Impor Gas Alam

Natural Gas Imports: Analisis Makroekonomi dan Dampaknya pada Perekonomian Indonesia Natural gas merupakan salah satu sumber energi utama yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Impor gas alam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian suatu negara, termasuk Indonesia. Pada artikel ini, kita akan menjelajahi pentingnya impor gas alam, bagaimana impor tersebut mempengaruhi perekonomian Indonesia, serta beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam analisis makroekonomi. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki cadangan gas alam yang cukup besar. Namun, permintaan energi yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi global dan domestik membuat Indonesia harus mengimpor gas alam untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Salah satu alasannya adalah karena infrastruktur domestik dan distribusi yang belum mampu memenuhi permintaan yang ada secara optimal. Impor gas alam memiliki beberapa dampak positif pada perekonomian. Pertama, impor ini membantu stabilisasi pasokan energi. Stabilitas pasokan sangat penting untuk menjaga kelangsungan operasional industri, pabrik, serta sektor-sektor lain yang sangat bergantung pada energi. Tanpa pasokan energi yang terjamin, risiko terjadinya gangguan produksi dapat meningkat, yang pada gilirannya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Kedua, impor gas alam juga mendukung diversifikasi sumber energi. Diversifikasi ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis sumber energi tertentu, sehingga mampu mengurangi risiko energi yang berfluktuasi drastis akibat perubahan harga di pasar global. Dengan diversifikasi, Indonesia dapat lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan harga dan pasokan energi di pasar global. Ketiga, impor gas alam mendorong investasi di sektor energi. Dengan adanya pasokan gas alam yang lebih stabil dan andal, investor dalam dan luar negeri lebih percaya diri untuk menanamkan modalnya di sektor energi dan industri terkait lainnya. Peningkatan investasi ini dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan negara dari sektor pajak dan non-pajak, dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Namun, impor gas alam juga memiliki beberapa tantangan yang memerlukan perhatian serius. Salah satunya adalah fluktuasi harga global. Harga gas alam di pasar internasional dapat berubah-ubah akibat berbagai faktor, seperti ketegangan geopolitik, perubahan kebijakan energi di negara-negara produsen, serta fluktuasi permintaan dan penawaran global. Fluktuasi harga ini dapat mempengaruhi biaya impor gas alam dan, pada akhirnya, berdampak pada harga energi di dalam negeri. Selain itu, ketergantungan pada impor gas alam juga dapat menjadi isu ketahanan energi. Ketergantungan pada sumber energi luar negeri membuat Indonesia rentan terhadap gangguan pasokan. Sebagai contoh, jika terjadi masalah teknik atau politik di negara pengekspor gas alam, Indonesia dapat menghadapi risiko kekurangan pasokan energi. Dari perspektif makroekonomi, analisis impor gas alam harus memperhatikan berbagai indikator ekonomi, termasuk neraca perdagangan, cadangan devisa, inflasi, dan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Neraca perdagangan adalah salah satu indikator utama yang perlu diawasi. Impor gas alam yang tinggi dapat meningkatkan defisit neraca perdagangan jika tidak diimbangi oleh ekspor yang memadai. Defisit neraca perdagangan yang berkelanjutan dapat berdampak negatif pada posisi cadangan devisa dan stabilitas nilai tukar mata uang. Di sisi lain, cadangan devisa merupakan alat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi. Ketika impor gas alam meningkat, penggunaan devisa untuk membayar impor ini juga meningkat. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk mempertahankan cadangan devisa yang cukup untuk menutupi kebutuhan impor dan menjaga kestabilan ekonomi dalam jangka panjang. Inflasi juga bisa menjadi perhatian dalam konteks impor gas alam. Peningkatan biaya impor gas alam dapat berdampak pada kenaikan harga energi di dalam negeri, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi harga barang dan jasa lainnya. Memantau dan mengelola inflasi menjadi sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat dan kesehatan ekonomi secara umum. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) juga menjadi indikator yang relevan dalam analisis ini. Impor gas alam dapat mendorong pertumbuhan PDB melalui peningkatan produktivitas sektor-sektor yang bergantung pada energi. Namun, biaya impor yang tinggi juga bisa menggerus pendapatan nasional jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, menjadi penting bagi pemerintah untuk mengembangkan kebijakan yang tepat dalam mengelola impor gas alam, mendukung investasi di infrastruktur energi, serta mendorong efisiensi dan diversifikasi sumber energi. Dalam mengembangkan strategi untuk impor gas alam, Indonesia perlu memperhatikan beberapa rekomendasi. Pertama, penting untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan dan distribusi gas alam domestik. Peningkatan ini dapat membantu mengurangi ketergantungan pada impor sekaligus meningkatkan ketahanan energi. Kedua, memperkuat kerja sama internasional di sektor energi juga menjadi langkah penting. Melalui kerja sama dengan negara-negara produsen gas alam, Indonesia dapat mengamankan pasokan energi yang lebih stabil dan menegosiasikan harga yang lebih menguntungkan. Ketiga, mengembangkan sumber energi alternatif juga perlu mendapatkan perhatian serius. Pengembangan energi terbarukan seperti panas bumi, tenaga surya, dan angin dapat membantu mengurangi ketergantungan pada impor gas alam dan meningkatkan keberlanjutan energi. Kesimpulannya, impor gas alam merupakan komponen penting dalam perekonomian Indonesia yang memerlukan analisis dan manajemen yang cermat. Dengan memahami dampak makroekonomi dari impor gas alam serta mengembangkan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat menjaga stabilitas energi, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Website kami, Eulerpool, berkomitmen untuk menyediakan data makroekonomi terkait impor gas alam dan indikator ekonomi lainnya untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik bagi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat luas.