Lakukan investasi terbaik dalam hidupmu
fair value · 20 million securities worldwide · 50 year history · 10 year estimates · leading business news

Mulai dari 2 €
Analyse
Profil
🇸🇦

Arab Saudi Neraca Perdagangan

Harga saham

30,444 miliar SAR
Perubanan +/-
+1,414 miliar SAR
Perubahan %
+4,76 %

Nilai Neraca Perdagangan saat ini di Arab Saudi adalah 30,444 miliar SAR. Neraca Perdagangan di Arab Saudi meningkat menjadi 30,444 miliar SAR pada 1/3/2024, setelah sebelumnya sebesar 29,03 miliar SAR pada 1/2/2024. Dari 1/12/1968 hingga 1/4/2024, rata-rata PDB di Arab Saudi adalah 80,17 miliar SAR. Rekor tertinggi sepanjang masa dicapai pada 1/12/2005 dengan 454,16 miliar SAR, sementara nilai terendah tercatat pada 1/4/2020 dengan -3,65 miliar SAR.

Sumber: General Authority for Statistics, Saudi Arabia

Neraca Perdagangan

  • 3 Tahun

  • 5 Tahun

  • 10 Tahun

  • 25 tahun

  • Max

Neraca Perdagangan

Neraca Perdagangan Sejarah

TanggalNilai
1/3/202430,444 miliar SAR
1/2/202429,03 miliar SAR
1/1/202427,886 miliar SAR
1/12/202334,787 miliar SAR
1/11/202330,344 miliar SAR
1/10/202329,079 miliar SAR
1/9/202343,34 miliar SAR
1/8/202335,44 miliar SAR
1/7/202325,85 miliar SAR
1/6/202332,473 miliar SAR
1
2
3
4
5
...
17

Serupa dengan Makrokennzahlen untuk Neraca Perdagangan

NamaSaat iniSebelumnyaFrekuensi
🇸🇦
Arus Modal
1,049 miliar USD10,877 miliar USDKuartal
🇸🇦
Cadangan emas
323,07 Tonnes323,07 TonnesKuartal
🇸🇦
Ekspor
101,708 miliar SAR103,439 miliar SARBulanan
🇸🇦
Ekspor minyak
75,857 miliar SAR79,326 miliar SARBulanan
🇸🇦
Ekspor Non-Minyak
18,689 miliar SAR16,235 miliar SARBulanan
🇸🇦
Impor
60,297 miliar SAR72,995 miliar SARBulanan
🇸🇦
Indeks Terorisme
1,366 Points2,387 PointsTahunan
🇸🇦
Investasi Langsung Asing
2,526 miliar USD3,517 miliar USDKuartal
🇸🇦
Kedatangan turis
27 Juta. 16,51 Juta. Tahunan
🇸🇦
Neraca pembayaran berjalan
7,637 miliar USD4,345 miliar USDKuartal
🇸🇦
Neraca Transaksi Berjalan terhadap PDB
5,9 % of GDP13,6 % of GDPTahunan
🇸🇦
Pendapatan pariwisata
135 miliar SAR90,862 miliar SARTahunan
🇸🇦
Produksi Minyak Mentah
8.941 BBL/D/1K8.83 BBL/D/1KBulanan
🇸🇦
Transfer
34,97 miliar SAR37,2 miliar SARKuartal

Arab Saudi telah mencatat surplus perdagangan sejak tahun 1968 karena pengiriman minyak (87 persen dari total ekspor). Impor utama adalah: mesin, peralatan mekanik dan peralatan listrik; peralatan transportasi dan bagiannya serta logam dasar. Mitra dagang utama adalah: Amerika Serikat (14 persen dari total ekspor dan 12,6 persen dari impor), Tiongkok (12 persen dari ekspor dan 13 persen dari impor) dan Jepang (13 persen dari ekspor dan 6 persen dari impor). Mitra lainnya meliputi: Korea Selatan, Uni Emirat Arab, India, dan Jerman.

Apa itu Neraca Perdagangan

Navigasi ekonomi global tidak dapat dipahami sepenuhnya tanpa mengulas salah satu komponen utamanya: Neraca Perdagangan. Neraca Perdagangan, yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Balance of Trade (BoT), adalah indikator kunci yang mencerminkan kesehatan ekonomi sebuah negara melalui selisih antara nilai ekspor dan impor barang serta jasa. Melalui artikel ini, Eulerpool akan membahas secara detail konsep, komponen, serta implikasi neraca perdagangan pada perekonomian Indonesia sehingga Anda mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang topik ini. Neraca perdagangan merupakan bagian integral dari neraca pembayaran (Balance of Payments), yang juga mencakup transaksi keuangan dan modal. Secara sederhana, neraca perdagangan adalah selisih antara nilai total ekspor dan impor suatu negara dalam periode tertentu. Jika nilai ekspor lebih besar dari impor, negara tersebut memiliki surplus neraca perdagangan. Sebaliknya, jika nilai impor melebihi ekspor, terjadi defisit neraca perdagangan. Pada dasarnya, ekspor dan impor melibatkan pergerakan barang fisik, seperti bahan mentah dan barang jadi, serta jasa, seperti pariwisata dan layanan keuangan. Ekspor adalah proses menjual barang dan jasa ke luar negeri, sementara impor adalah pembelian barang dan jasa dari luar negeri. Kedua aktivitas ekonomi ini berdampak langsung pada pendapatan nasional, tingkat pekerjaan, serta daya beli konsumen. Neraca perdagangan tidak hanya mencerminkan aktivitas perdagangan suatu negara, tetapi juga menunjukkan kompetensi perdagangan internasional sebuah negara. Misalnya, negara yang sering kali memiliki surplus neraca perdagangan biasanya lebih kompetitif dalam memproduksi barang dan jasa yang diminati. Indonesia, sebagai negara berkembang dengan berbagai sektor ekonomi yang terdiversifikasi, memiliki kiprah penting dalam peta perdagangan internasional. Dalam konteks Indonesia, neraca perdagangan memainkan peran krusial. Sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam melimpah dan basis manufaktur yang berkembang, Indonesia memiliki kapasitas ekspor yang cukup signifikan. Produk utama ekspor Indonesia mencakup minyak sawit, batu bara, karet, tekstil, dan berbagai produk manufaktur. Di sisi lain, Indonesia juga membutuhkan impor, baik untuk bahan baku industri maupun barang konsumsi, seperti elektronik dan bahan bakar minyak. Perubahan dalam neraca perdagangan Indonesia bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Secara internal, kondisi perekonomian domestik seperti pertumbuhan GDP, inflasi, dan kebijakan fiskal serta moneter dapat mempengaruhi ekspor dan impor. Sementara itu, faktor eksternal meliputi fluktuasi harga komoditas internasional, tarif perdagangan, serta stabilitas politik global. Salah satu elemen penting untuk mencapai keseimbangan dalam neraca perdagangan adalah kebijakan perdagangan yang efektif. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing ekspor melalui diversifikasi produk, peningkatan kualitas barang, serta penetrasi pasar baru. Selain itu, upaya memperbaiki infrastruktur dan logistik juga merupakan langkah strategis yang diambil untuk mendukung kelancaran ekspor dan impor. Perubahan dalam neraca perdagangan memiliki implikasi besar terhadap ekonomi makro. Surplus neraca perdagangan biasanya dianggap sebagai sinyal positif yang menunjukkan daya saing yang kuat dan penambahan cadangan devisa. Cadangan devisa yang besar memberi stabilitas bagi ekonomi nasional dan meningkatkan kemampuan negara dalam membiayai proyek pembangunan serta membayar utang luar negeri. Sebaliknya, defisit neraca perdagangan yang berkepanjangan dapat berisiko memicu ketidakseimbangan ekonomi. Defisit ini menandakan bahwa negara lebih banyak mengeluarkan devisa untuk impor daripada yang diterima dari ekspor. Akibatnya, hal ini dapat menyebabkan penurunan cadangan devisa, memberikan tekanan pada nilai tukar mata uang domestik, dan tertrigger inflasi. Selain itu, kondisi neraca perdagangan memiliki implikasi langsung terhadap nilai tukar mata uang. Misalnya, ketika Indonesia mengalami surplus perdagangan, permintaan akan mata uang Rupiah meningkat karena mitra dagang perlu menukar mata uang mereka dengan Rupiah untuk membayar barang dan jasa dari Indonesia. Begitu juga sebaliknya, defisit perdagangan mengakibatkan pasokan mata uang Rupiah yang lebih rendah di pasar internasional, menekan nilai tukar. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi neraca perdagangan mencakup diantaranya kebijakan tarif dan non-tarif. Tarif adalah bea yang dikenakan pada barang impor, meningkatkan harga barang asing di pasar domestik. Sementara itu, kebijakan non-tarif meliputi berbagai regulasi seperti kuota, standar produk, serta penetapan sertifikasi yang dapat mempengaruhi aliran barang dan jasa lintas negara. Pemahaman mendalam tentang neraca perdagangan juga memungkinkan para pembuat kebijakan dan pelaku ekonomi untuk merumuskan strategi yang tepat dalam menghadapi dinamika perdagangan global. Dalam era globalisasi, di mana arus barang, jasa, dan modal semakin bebas, menjaga keseimbangan neraca perdagangan menjadi tujuan utama bagi stabilitas ekonomi jangka panjang. Eulerpool, sebagai penyedia data ekonomi makro yang terpercaya, senantiasa siap mendukung kebutuhan Anda dengan menyediakan informasi terkini dan analisis mendalam mengenai berbagai aspek ekonomi, termasuk neraca perdagangan. Dengan data yang akurat dan analisis yang cermat, kami membantu Anda dalam memahami kompleksitas perekonomian dan membuat keputusan yang lebih terinformasi. Dalam kesimpulannya, neraca perdagangan adalah barometer ekonomi yang penting bagi setiap negara. Bagi Indonesia, menjaga keseimbangan dalam neraca perdagangan memerlukan kebijakan yang cerdas dan strategi yang efektif. Tantangan dan peluang di sektor perdagangan internasional menuntut perhatian yang mendalam dan tindakan yang terkoordinasi. Eulerpool berharap penjelasan ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan memperkaya pemahaman Anda tentang neraca perdagangan sebagai salah satu pilar utama ekonomi makro.