Kembalinya "Loco": Marcelo Bielsa dan pekerjaannya yang revolusioner di Uruguay

  • Marcelo Bielsa telah membawa Uruguay ke puncak grup di Copa America.
  • Bielsa dikenal karena metodenya yang tidak konvensional dan telah menginspirasi banyak pelatih terkenal.

Eulerpool News·

Jika Brasil menghadapi Uruguay di perempat final Copa America pada hari Sabtu, mereka tidak hanya menghadapi tim yang sedang dalam performa terbaik, tetapi juga salah satu tokoh paling menarik dalam dunia sepak bola – Marcelo Bielsa. Pelatih asal Argentina ini telah memimpin Uruguay dengan cara yang mengesankan ke puncak grup, setelah mengalahkan Panama, mendominasi Bolivia dengan skor 5-0, dan mengatasi Amerika Serikat. Bielsa, dikenal dengan metode tidak konvensional dan romantisme sepak bola, telah menanamkan gaya bermain yang khas pada timnya. Filosofinya: melalui pelatihan yang terencana, membawa kebahagiaan ke dalam hidup mereka yang kesulitan menemukannya. Keyakinan ini membentuk pekerjaannya, baik melalui etos kerjanya yang luar biasa atau obsesinya terhadap ketelitian detail. Uruguay menonjol karena energi yang tak kenal lelah dan dorongan untuk merebut kembali bola, yang mencerminkan ciri khas Bielsa. Selama waktunya di Leeds United, banyak kebiasaannya menjadi legendaris. Dari mengamati permainan di atas ember es hingga pertandingan 11-lawan-11 yang intens, metode Bielsa sangat unik dan sangat menuntut. Kreativitasnya melampaui lapangan. Penyesuaian di fasilitas latihan atau langkah-langkah organisasi, seperti tambahan tempat parkir dan tempat tidur untuk pemain, menunjukkan visinya yang menyeluruh. Dia memastikan bahwa bahkan detail terkecil dioptimalkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sempurna. Di kalangan penggemar, Bielsa adalah sosok yang dicintai. Di Leeds, dia dihormati atas kontribusinya yang luar biasa dengan mural, merek bir, dan bahkan jalan yang dinamai sesuai namanya. Kasih sayang ini juga terlihat dalam kejadian-kejadian unik, seperti ketika para penggemar sepak bola mengikuti mitos dan meneriakkan "In Bielsa We Trust". Namun, meski terkenal, Bielsa juga tidak luput dari kemunduran. Setelah serangkaian kekalahan, dia dipecat dari Leeds. Kekecewaan sebelumnya di Marseille, Lazio, dan Lille menunjukkan tantangan dari gaya tanpa kompromi. Selama waktunya di Newell's Old Boys, dia bahkan pernah mengancam penggemar yang marah dengan granat tangan – sebuah anekdot yang memperkuat julukannya "El Loco." Daftar pelatih yang terinspirasi oleh Bielsa panjang dan mengesankan. Pep Guardiola menyebutnya "pelatih terbaik di dunia," sementara Mauricio Pochettino menyebutnya sebagai "ayah kedua." Pengakuan serupa datang dari Diego Simeone dan Jorge Sampaoli, yang melihat Bielsa sebagai pengaruh arah pada filosofi kepelatihan mereka sendiri. Setelah waktunya di Leeds, Bielsa hampir bergabung dengan Bournemouth dan Everton, tetapi akhirnya memilih Uruguay. Sejak musim panas lalu, pelatih asal Argentina ini menjadi pelatih dengan bayaran tertinggi di Copa America dan dalam waktu singkat telah meninggalkan jejak yang jelas. Kemenangan melawan raksasa seperti Argentina dan Brasil menjadi bukti dari pengaruhnya. Sekarang, giliran Dorival Junior dan Brasil untuk menghentikan lajunya Bielsa.
EULERPOOL DATA & ANALYTICS

Make smarter decisions faster with the world's premier financial data

Eulerpool Data & Analytics