Lakukan investasi terbaik dalam hidupmu

Mulai dari 2 €
Analyse
Profil
🇶🇦

Katar Suku Bunga Reverse Repo

Harga saham

6 %
Perubanan +/-
+0 %
Perubahan %
+0 %

Nilai Suku Bunga Reverse Repo saat ini di Katar adalah 6 %. Suku Bunga Reverse Repo di Katar turun menjadi 6 % pada 1/4/2024, setelah sebelumnya sebesar 6 % pada 1/3/2024. Dari 1/2/2000 hingga 1/5/2024, rata-rata PDB di Katar adalah 3,98 %. Rekor tertinggi tercapai pada 1/7/2000 dengan 6,65 %, sementara nilai terendah tercatat pada 1/4/2020 dengan 1,00 %.

Sumber: Qatar Central Bank

Suku Bunga Reverse Repo

  • 3 Tahun

  • 5 Tahun

  • 10 Tahun

  • 25 tahun

  • Max

Tingkat Reverse Repo

Suku Bunga Reverse Repo Sejarah

TanggalNilai
1/4/20246 %
1/3/20246 %
1/2/20246 %
1/1/20246 %
1/12/20236 %
1/11/20236 %
1/10/20236 %
1/9/20236 %
1/8/20236 %
1/7/20236 %
1
2
3
4
5
...
30

Serupa dengan Makrokennzahlen untuk Suku Bunga Reverse Repo

NamaSaat iniSebelumnyaFrekuensi
🇶🇦
cadangan devisa
248,203 miliar QAR247,41 miliar QARBulanan
🇶🇦
Jumlah Uang M0
96,609 miliar QAR97,98 miliar QARBulanan
🇶🇦
Jumlah Uang M1
154,612 miliar QAR153,911 miliar QARBulanan
🇶🇦
Jumlah Uang M2
735,976 miliar QAR742,383 miliar QARBulanan
🇶🇦
Jumlah Uang M3
855,365 miliar QAR856,341 miliar QARBulanan
🇶🇦
Neraca Bank
1,961 Brd. QAR1,986 Bio. QARBulanan
🇶🇦
Neraca Bank Sentral
299,265 miliar QAR300,165 miliar QARBulanan
🇶🇦
Pertumbuhan Kredit
7 %7,5 %Bulanan
🇶🇦
Tingkat suku bunga
6,25 %6,25 %frequency_daily
🇶🇦
Tingkat suku bunga deposito
5,75 %5,75 %Bulanan

Apa itu Suku Bunga Reverse Repo

Reverse Repo Rate, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai "Suku Bunga Repo Terbalik," adalah salah satu instrumen kebijakan moneter yang digunakan oleh bank sentral untuk mengontrol likuiditas dalam sistem perbankan dan menjaga stabilitas ekonomi. Bank sentral di berbagai negara menggunakan Reverse Repo Rate sebagai mekanisme untuk menyerap likuiditas berlebih dari pasar, dengan tujuan utama mengendalikan inflasi dan stabilisasi nilai tukar mata uang. Bagian dari kebijakan moneter ini menjadi sangat relevan dalam analisis makroekonomi karena berdampak langsung pada suku bunga pinjaman dan tabungan, serta mempengaruhi keputusan investasi dan konsumsi di masyarakat. Sebagai salah satu alat yang memungkinkan bank sentral untuk menarik dana dari bank-bank komersial dengan imbalan sekuritas yang akan dikembalikan di kemudian hari, Reverse Repo Rate mempunyai peran kunci dalam menjaga keseimbangan antara pasokan uang dan permintaan dalam perekonomian. Dalam praktiknya, Reverse Repo Rate adalah tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank sentral untuk pinjaman jangka pendek yang disediakan kepada bank-bank komersial dengan menggunakan sekuritas sebagai jaminan. Proses ini dikenal dengan istilah "repurchase agreement" atau "repo," di mana bank komersial menjual sekuritasnya kepada bank sentral dengan perjanjian untuk membelinya kembali di masa depan dengan harga yang sudah disepakati. Sementara itu, dalam transaksi "reverse repo," bank sentral membeli sekuritas tersebut dengan janji untuk menjualnya kembali setelah jangka waktu tertentu. Kebijakan ini digunakan sebagai penyeimbang likuiditas di pasar uang. Misalnya, ketika ada kelebihan likuiditas di pasar, bank sentral mungkin akan meningkat Reverse Repo Rate untuk menyerap uang berlebih tersebut, yang pada gilirannya dapat membantu menurunkan tekanan inflasi. Namun, jika likuiditas di pasar kurang, bank sentral dapat menurunkan Reverse Repo Rate untuk mendorong bank-bank komersial meminjam lebih banyak dana dan meningkatkan likuiditas. Di Indonesia, Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki wewenang untuk mengatur dan menetapkan Reverse Repo Rate. Perubahan pada Reverse Repo Rate oleh Bank Indonesia sering kali dipandang sebagai indikator kebijakan moneter yang berakhir bertujuan menstabilkan nilai tukar rupiah dan menjaga inflasi dalam kisaran yang diinginkan. Keputusan ini didasarkan pada berbagai analisis dan prediksi ekonomi, termasuk data inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan kondisi keuangan global. Karena itulah, pemahaman tentang Reverse Repo Rate menjadi esensial bagi para ekonom, investor, dan pelaku pasar uang di Indonesia. Sebagai alat kebijakan moneter, Reverse Repo Rate juga berfungsi sebagai barometer kesehatan ekonomi. Ketika bank sentral memutuskan untuk mengubah suku bunga ini, itu biasanya didasarkan pada evaluasi rinci mengenai kondisi ekonomi saat ini dan prospek ke depan. Misalnya, peningkatan Reverse Repo Rate mungkin menandakan bahwa bank sentral ingin mengekang inflasi yang tinggi, dimana uang berlebih di pasar dapat dikurangi. Sebaliknya, penurunan Reverse Repo Rate bisa menjadi indikasi bahwa bank sentral melihat perlunya meningkatkan likuiditas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan ekonomi global atau domestik. Pengaruh Reverse Repo Rate juga terasa dalam pasar obligasi dan pasar saham. Ketika suku bunga ini naik, yield dari instrumen serupa seperti obligasi pemerintah biasanya akan ikut naik, karena investor mencari imbal hasil yang lebih tinggi untuk kompensasi atas risiko likuiditas dan waktu. Di sisi lain, penurunan Reverse Repo Rate dapat menurunkan yield obligasi dan membuat investasi di pasar saham menjadi lebih menarik bagi investor. Selain itu, kebijakan Reverse Repo Rate juga bisa mempengaruhi tingkat suku bunga pinjaman dan deposito yang ditawarkan bank kepada nasabahnya. Jika Reverse Repo Rate tinggi, bank komersial cenderung menaikkan suku bunga pinjaman dan menurunkan suku bunga deposito untuk menjaga margin keuntungan. Ini bisa berdampak negatif pada kegiatan investasi dan konsumsi dalam perekonomian. Sebaliknya, jika Reverse Repo Rate rendah, suku bunga pinjaman cenderung turun dan suku bunga deposito dapat naik, yang bisa mendorong pertumbuhan kredit dan meningkatkan aktivitas ekonomi. Untuk para pelaku ekonomi dan investor, keputusan Bank Indonesia terkait Reverse Repo Rate sering menjadi perhatian utama. Setiap pengumuman atau perubahan suku bunga ini biasanya diikuti oleh reaksi pasar yang signifikan, mencerminkan ekspektasi baru tentang prospek ekonomi dan kebijakan moneter ke depan. Oleh karena itu, para pelaku pasar sering kali terus memantau keluaran berita dan data ekonomi untuk mengantisipasi langkah-langkah yang mungkin diambil oleh bank sentral. Secara keseluruhan, Reverse Repo Rate adalah indikator penting dalam analisis makroekonomi yang membantu tidak hanya dalam mengelola likuiditas pasar tetapi juga dalam memandu keputusan investasi dan pengambilan kebijakan ekonomi. Sebagai platform profesional yang menampilkan data-data makroekonomi, eulerpool menyediakan informasi terkini mengenai Reverse Repo Rate dan instrumen kebijakan moneter lainnya, memberikan wawasan mendalam kepada pengguna untuk memahami dinamika ekonomi yang sedang berlangsung. Dengan memahami fungsi dan implikasi dari Reverse Repo Rate, pelaku pasar dan masyarakat umum dapat membuat keputusan finansial yang lebih cerdas dan strategis. Tingkat pemahaman ini juga memungkinkan para pembuat kebijakan untuk menilai efektivitas kebijakan moneter dan membangun strategi ekonomi yang lebih komprehensif. Itulah pentingnya pemahaman yang mendalam tentang instrumen kebijakan moneter seperti Reverse Repo Rate, yang tidak hanya mempengaruhi sektor perbankan tetapi juga perekonomian secara keseluruhan.