Lakukan investasi terbaik dalam hidupmu

Mulai dari 2 €
Analyse
Profil
🇶🇦

Katar Produk Domestik Bruto (PDB) dari Pertambangan

Harga saham

65,374 miliar QAR
Perubanan +/-
+1,005 miliar QAR
Perubahan %
+1,55 %

Nilai saat ini dari Produk Domestik Bruto (PDB) dari Pertambangan di Katar adalah 65,374 miliar QAR. Produk Domestik Bruto (PDB) dari Pertambangan di Katar meningkat menjadi 65,374 miliar QAR pada 1/6/2023, setelah sebelumnya sebesar 64,369 miliar QAR pada 1/3/2023. Dari 1/3/2011 hingga 1/9/2023, rata-rata PDB di Katar adalah 85,90 miliar QAR. Puncak tertinggi tercapai pada 1/3/2013 dengan 103,45 miliar QAR, sedangkan nilai terendah tercatat pada 1/12/2020 dengan 60,46 miliar QAR.

Sumber: Qatar Statistics Authority

Produk Domestik Bruto (PDB) dari Pertambangan

  • 3 Tahun

  • 5 Tahun

  • 10 Tahun

  • 25 tahun

  • Max

PDB dari sektor pertambangan

Produk Domestik Bruto (PDB) dari Pertambangan Sejarah

TanggalNilai
1/6/202365,374 miliar QAR
1/3/202364,369 miliar QAR
1/12/202264,18 miliar QAR
1/9/202264,37 miliar QAR
1/6/202263,884 miliar QAR
1/3/202261,856 miliar QAR
1/12/202161,253 miliar QAR
1/9/202162,685 miliar QAR
1/6/202163,146 miliar QAR
1/3/202162,866 miliar QAR
1
2
3
4
...
5

Serupa dengan Makrokennzahlen untuk Produk Domestik Bruto (PDB) dari Pertambangan

NamaSaat iniSebelumnyaFrekuensi
🇶🇦
BIP
235,77 miliar USD179,73 miliar USDTahunan
🇶🇦
BIP dari administrasi publik
14,211 miliar QAR14,501 miliar QARKuartal
🇶🇦
BIP dari sektor transportasi
6,994 miliar QAR6,638 miliar QARKuartal
🇶🇦
BIP dengan harga konstan
177,334 miliar QAR170,479 miliar QARKuartal
🇶🇦
Investasi Bruto Fixed
53,657 miliar QAR69,662 miliar QARKuartal
🇶🇦
PDB dari Jasa
14,672 miliar QAR13,251 miliar QARKuartal
🇶🇦
PDB dari Manufaktur
14,14 miliar QAR13,536 miliar QARKuartal
🇶🇦
PDB dari Pertanian
498 Juta. QAR506 Juta. QARKuartal
🇶🇦
PDB dari perusahaan utilitas
1,687 miliar QAR1,424 miliar QARKuartal
🇶🇦
PDB dari sektor konstruksi.
20,403 miliar QAR18,86 miliar QARKuartal
🇶🇦
PDB per kapita
63.428,36 USD61.022,5 USDTahunan
🇶🇦
PDB per kapita PPP
113.157,23 USD108.865,14 USDTahunan
🇶🇦
Tingkat Pertumbuhan PDB
4 %0,5 %Kuartal
🇶🇦
Tingkat Pertumbuhan PDB Tahunan
1,22 %1 %Kuartal

Apa itu Produk Domestik Bruto (PDB) dari Pertambangan

Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor pertambangan merupakan salah satu indikator penting yang digunakan untuk mengukur kontribusi industri pertambangan terhadap perekonomian suatu negara. Sektor ini terdiri dari berbagai kegiatan, termasuk ekstraksi batu bara, minyak bumi, gas alam, dan berbagai mineral lainnya yang diperlukan untuk berbagai keperluan industri dan energi. Dalam artikel ini, kami di Eulerpool akan membahas secara rinci tentang PDB dari pertambangan, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta peran pentingnya dalam ekonomi makro. Di Indonesia, sektor pertambangan memiliki kontribusi signifikan terhadap PDB nasional. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sektor ini menyumbang persentase yang cukup besar terhadap total PDB. Hal ini menunjukkan bahwa industri pertambangan bukan hanya penting dari segi ekspor, tetapi juga dari segi penyediaan lapangan pekerjaan dan pendapatan negara. Namun, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kontribusi sektor ini terhadap PDB, seperti fluktuasi harga komoditas di pasar global, kebijakan pemerintah, dan kondisi geologi. Fluktuasi harga komoditas adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi PDB dari pertambangan. Harga komoditas seperti minyak bumi, batu bara, dan logam seringkali mengalami perubahan signifikan yang dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi global, ketegangan politik, dan perubahan permintaan. Misalnya, lonjakan harga minyak bumi dapat meningkatkan pendapatan dari sektor ini, sementara penurunan harga dapat berdampak negatif terhadap kontribusinya terhadap PDB. Oleh karena itu, penting bagi pelaku industri dan pemerintah untuk memantau pergerakan harga komoditas secara terus-menerus. Kebijakan pemerintah juga memainkan peran penting dalam menentukan kontribusi sektor pertambangan terhadap PDB. Kebijakan yang mendukung eksplorasi dan ekstraksi sumber daya alam dapat meningkatkan produksi dan, secara tidak langsung, PDB dari sektor ini. Sebaliknya, kebijakan yang terlalu restriktif atau tidak mendukung dapat menghambat perkembangan sektor ini. Di Indonesia, misalnya, pemerintah telah mengeluarkan berbagai regulasi dan kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan industri pertambangan. Ini termasuk insentif pajak, kemudahan perizinan, dan dukungan infrastruktur. Selain itu, kondisi geologi juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi PDB dari pertambangan. Ketersediaan sumber daya alam yang melimpah dan mudah diakses dapat meningkatkan efisiensi produksi dan, oleh karena itu, kontribusi sektor ini terhadap PDB. Di Indonesia, terdapat berbagai tambang batu bara dan logam berharga yang tersebar di seluruh negeri, yang memberikan keuntungan tersendiri bagi sektor ini. Namun, eksplorasi dan ekstraksi sumber daya alam juga seringkali dihadapkan pada tantangan lingkungan dan sosial yang perlu dikelola dengan baik. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDB juga dapat dilihat dari sisi dampaknya terhadap lapangan pekerjaan. Industri ini menyediakan berbagai kesempatan kerja, mulai dari tenaga kerja kasar hingga tenaga ahli, yang berkontribusi terhadap pengurangan tingkat pengangguran. Selain itu, sektor ini juga menciptakan efek multiplier, di mana peningkatan aktivitas pertambangan dapat mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain seperti transportasi, logistik, dan jasa. Dalam jangka panjang, keberlanjutan sektor pertambangan menjadi isu penting yang perlu diperhatikan. Eksplorasi dan ekstraksi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan dapat menimbulkan berbagai masalah, termasuk kerusakan lingkungan, konflik sosial, dan penurunan kualitas hidup masyarakat sekitar tambang. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pelaku industri untuk mengimplementasikan praktik-praktik pertambangan yang bertanggung jawab, termasuk penilaian dampak lingkungan, rehabilitasi lahan, dan keterlibatan masyarakat lokal. Di sisi lain, perkembangan teknologi juga memberikan dampak positif terhadap PDB dari pertambangan. Implementasi teknologi canggih dalam proses eksplorasi dan ekstraksi dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sehingga memberikan kontribusi lebih besar terhadap PDB. Teknologi seperti pemetaan geologi digital, otomatisasi alat berat, dan penggunaan drone untuk survei tambang adalah beberapa contoh inovasi yang dapat meningkatkan kinerja sektor pertambangan. Sektor pertambangan juga memiliki peran penting dalam mendukung industri hilir. Produk-produk dari sektor ini seperti batu bara, minyak bumi, dan logam menjadi bahan baku penting untuk berbagai industri, termasuk energi, manufaktur, dan konstruksi. Oleh karena itu, peningkatan kinerja sektor pertambangan juga dapat memberikan dampak positif terhadap performa sektor-sektor lainnya, yang pada gilirannya akan meningkatkan PDB. Dalam rangka mengoptimalkan kontribusi sektor pertambangan terhadap PDB, pemerintah dan pelaku industri perlu bekerja sama dalam berbagai inisiatif. Ini termasuk pengembangan infrastruktur pendukung, seperti jalan dan pelabuhan, peningkatan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan dan edukasi, serta peningkatan transparansi dan tata kelola dalam pengelolaan sumber daya alam. Transparansi dan tata kelola yang baik dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif, yang akan menarik lebih banyak investasi asing dan domestik ke sektor ini. Akhir kata, PDB dari pertambangan merupakan indikator ekonomi yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun, dengan kebijakan yang tepat, pengelolaan yang baik, dan penerapan teknologi canggih, sektor ini memiliki potensi besar untuk terus memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Di Eulerpool, kami berkomitmen untuk menyediakan data dan analisis terperinci tentang PDB dari pertambangan dan berbagai indikator ekonomi lainnya, untuk membantu pemangku kepentingan dalam membuat keputusan yang tepat dan berinformasi.