Gerakan Baru dalam Poker Uniper: Investor Menunjukkan Minat

  • Taqa dan Equinor menunjukkan minat pada kepemilikan Uniper.
  • Jerman berencana mengurangi sahamnya di Uniper hingga 2028.

Eulerpool News·

Persaingan untuk masa depan penyedia listrik Jerman, Uniper, semakin meningkat. Menurut informasi dari orang dalam, perusahaan Taqa dari Abu Dhabi menunjukkan minat untuk membeli, sementara Jerman mencari cara untuk melepaskan kepemilikannya. Dalam konteks ini, Uniper dinilai dengan nilai yang mungkin melebihi 10 miliar Euro. Pada saat yang sama, raksasa energi Norwegia Equinor juga meninjau kemungkinan keterlibatan. Manajemen Uniper dibantu oleh Goldman Sachs. Untuk memperjelas kondisi pelepasan, pemerintah Jerman telah menunjuk lembaga konsultasi UBS dan Roland Berger. Citigroup, Deutsche Bank, dan lagi UBS siap untuk melaksanakan penjualan saham yang mungkin terjadi. Pada tahun 2022, Jerman masuk ke Uniper dengan paket penyelamatan setelah invasi Rusia ke Ukraina dan sekarang memiliki lebih dari 99% saham. Namun, Komisi Eropa mengharuskan Jerman untuk mengurangi sahamnya menjadi maksimal 25% ditambah satu saham hingga tahun 2028. Pilihan untuk transaksi saat ini mencakup penjualan bursa dan variasi di luar bursa. Sementara ada juga calon pembeli potensial lainnya yang muncul, mereka mungkin akhirnya mengabaikan tawaran tersebut. Pemisahan aset Uniper, termasuk pembangkit listrik di Eropa, tetap menjadi kemungkinan. Taqa, dengan strategi investasi internasionalnya, berupaya untuk mendiversifikasi portofolio Uni Emirat Arab, sementara Equinor terus memperluas ke energi angin dan minyak Laut Utara.
Eulerpool Data & Analytics

Modern Financial Markets Data
Better  · Faster  · Cheaper

The highest-quality data scrubbed, verified and continually updated.

  • 10m securities worldwide: equities, ETFs, bonds
  • 100 % realtime data: 100k+ updates/day
  • Full 50-year history and 10-year estimates
  • World's leading ESG data w/ 50 billion stats
  • Europe's #1 news agency w/ 10.000+ sources

Get in touch

Save up to 68 % compared to legacy data vendors