Lakukan investasi terbaik dalam hidupmu

Mulai dari 2 €
Analyse
Profil
🇯🇵

Jepang Produksi Baja

Harga saham

6,9 Juta. Tonnes
Perubanan +/-
-200 Tonnes
Perubahan %
-2,86 %

Nilai produksi baja terkini di Jepang adalah 6,9 Juta. Tonnes. Produksi baja di Jepang turun menjadi 6,9 Juta. Tonnes pada 1/8/2024, setelah sebelumnya 7,1 Juta. Tonnes pada 1/7/2024. Dari 1/1/1969 hingga 1/9/2024, rata-rata GDP di Jepang adalah 8,57 Juta. Tonnes. Pencapaian tertinggi sepanjang masa terjadi pada 1/3/2008 dengan 10,78 Juta. Tonnes, sedangkan nilai terendah tercatat pada 1/1/1987 dengan 1,18 Juta. Tonnes.

Sumber: World Steel Association

Produksi Baja

  • 3 Tahun

  • 5 Tahun

  • 10 Tahun

  • 25 tahun

  • Max

Produksi Baja

Produksi Baja Sejarah

TanggalNilai
1/8/20246,9 Juta. Tonnes
1/7/20247,1 Juta. Tonnes
1/6/20247 Juta. Tonnes
1/5/20247,2 Juta. Tonnes
1/4/20247,1 Juta. Tonnes
1/3/20247,2 Juta. Tonnes
1/2/20247 Juta. Tonnes
1/1/20247,3 Juta. Tonnes
1/12/20237 Juta. Tonnes
1/11/20237,1 Juta. Tonnes
1
2
3
4
5
...
67

Serupa dengan Makrokennzahlen untuk Produksi Baja

NamaSaat iniSebelumnyaFrekuensi
🇯🇵
Composite PMI
49,7 points52,6 pointsBulanan
🇯🇵
Iklim Bisnis
13 points11 pointsKuartal
🇯🇵
Indeks industri tersier
101,9 points100 pointsBulanan
🇯🇵
Indeks Kesesuaian
115,2 points114,2 pointsBulanan
🇯🇵
Indeks Reuters Tankan
6 points9 pointsBulanan
🇯🇵
Indeks Survei Bisnis untuk Perusahaan Manufaktur Besar
-1 %-6,7 %Kuartal
🇯🇵
Indikator Awal
110,9 points111,7 pointsBulanan
🇯🇵
Indikator Awal yang Terkompilasi
99,958 points99,932 pointsBulanan
🇯🇵
Investasi Pribadi
6,8 %16,4 %Kuartal
🇯🇵
Jasa PMI
49,4 points53,8 pointsBulanan
🇯🇵
Kebangkrutan
807 Companies723 CompaniesBulanan
🇯🇵
Laba perusahaan
25,275 Bio. JPY23,797 Bio. JPYKuartal
🇯🇵
Outlook Tankan untuk Bisnis Non-Manufaktur
28 points27 pointsKuartal
🇯🇵
Outlook Tankan untuk Perusahaan Manufaktur Besar
14 points10 pointsKuartal
🇯🇵
Pemesanan mesin
-3,2 %-2,9 %Bulanan
🇯🇵
Pendaftaran Kendaraan
229.683 Units211.131 UnitsBulanan
🇯🇵
Perubahan dalam Persediaan
1,877 Bio. JPY502,5 miliar JPYKuartal
🇯🇵
Pesanan alat mesin
125,297 miliar JPY110,771 miliar JPYBulanan
🇯🇵
Pesanan Baru
1,097 Bio. JPY1,019 Bio. JPYBulanan
🇯🇵
PMI Manufaktur
50 points50,4 pointsBulanan
🇯🇵
PMI Sektor Jasa Non-Manufaktur
33 points34 pointsKuartal
🇯🇵
Produksi Industri
0,3 %-1,8 %Bulanan
🇯🇵
Produksi Industri Bulanan
2,8 %-0,9 %Bulanan
🇯🇵
Produksi Manufaktur
-6,22 %-3,96 %Bulanan
🇯🇵
Produksi otomotif
691.652 Units592.999 UnitsBulanan
🇯🇵
Produksi Pertambangan
-3 %-1,8 %Bulanan
🇯🇵
Produksi Semen
3,6 Juta. Tonnes3,821 Juta. TonnesBulanan
🇯🇵
Suasana Hati Usaha Kecil
-1 points-1 pointsKuartal
🇯🇵
Survei Outlook Pengamat Ekonomi
46,3 points48,5 pointsBulanan
🇯🇵
Survei Pengamat Ekonomi
45,7 points47,4 pointsBulanan
🇯🇵
Tankan Capex di semua sektor industri
10,6 %11,1 %Kuartal
🇯🇵
Tingkat Utilisasi Kapasitas
99,7 points99,4 pointsBulanan

Apa itu Produksi Baja

Produksi baja adalah salah satu sektor industri yang paling vital dan strategis dalam perekonomian global. Sebagai situs profesional yang menampilkan data makroekonomi, Eulerpool dengan bangga menyajikan informasi mendalam tentang kategori produksi baja di Indonesia dan dunia. Melalui artikel ini, kita akan memahami betapa pentingnya industri ini, berbagai faktor yang memengaruhinya, serta dampak makroekonominya. Industri baja memainkan peran yang sangat penting karena merupakan salah satu bahan dasar utama dalam berbagai sektor, mulai dari konstruksi, manufaktur, otomotif, hingga infrastruktur. Peran baja dalam pembangunan infrastruktur tidak bisa diabaikan, mengingat sebagian besar jembatan, gedung pencakar langit, dan jaringan kereta api bergantung pada baja sebagai bahan konstruksi utama. Di Indonesia, produksi baja mengalami perkembangan yang signifikan selama beberapa dekade terakhir. Sebagai negara berkembang dengan tingkat urbanisasi yang terus meningkat, permintaan baja dalam negeri terus tumbuh. Pemerintah Indonesia telah menetapkan sejumlah kebijakan dan inisiatif untuk meningkatkan kapasitas produksi baja nasional. Misalnya, proyek pembangunan jalan tol trans-Sumatera dan berbagai proyek infrastruktur lainnya yang dijalankan pemerintah membutuhkan pasokan baja yang stabil dan berkualitas. Namun, industri baja di Indonesia bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah ensuring pasokan bahan baku yang stabil dan terjangkau. Kebanyakan bahan baku industri baja, seperti bijih besi, masih harus diimpor dari luar negeri. Hal ini menyebabkan fluktuasi harga yang signifikan, yang bisa mempengaruhi profitabilitas perusahaan baja domestik. Selain itu, ada juga tantangan dari aspek teknologi dan pengetahuan di industri baja Indonesia. Sebagian besar pabrik baja domestik masih menggunakan teknologi yang lebih tua dan kurang efisien dibandingkan dengan negara-negara maju. Oleh karena itu, modernisasi dan investasi dalam teknologi terbaru menjadi langkah penting dalam meningkatkan daya saing dan efisiensi energi dalam industri ini. Di sisi lain, pemerintah juga memandang pentingnya peningkatan standar lingkungan dalam produksi baja. Proses produksi baja yang tidak efisien dapat menyebabkan polusi udara dan air yang signifikan. Oleh karena itu, adopsi teknologi ramah lingkungan dan praktik produksi yang berkelanjutan menjadi fokus utama dalam berbagai kebijakan industri baja di Indonesia. Tak kalah penting adalah dampak makroekonomi dari industri baja global. Industri baja adalah barometer perekonomian global karena tingkat produksi dan konsumsi baja dapat mencerminkan kondisi ekonomi suatu negara. Ketika ekonomi global tumbuh, permintaan baja meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas konstruksi dan manufaktur. Sebaliknya, ketika ekonomi melambat, permintaan baja juga cenderung menurun. Di tingkat global, China adalah pemain dominan dalam industri baja. Produksi baja China mencakup sekitar 50% dari total produksi baja dunia. Dominasi China dalam industri baja global memberikan dampak signifikan terhadap harga baja internasional. Fluktuasi harga baja sering kali dipicu oleh kebijakan dan kondisi ekonomi di negara Tirai Bambu ini. Di antara negara-negara produsen baja lainnya, India, Jepang, dan Amerika Serikat juga dikenal sebagai produsen baja utama dunia. Setiap negara memiliki dinamika industrinya masing-masing, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kebijakan domestik, infrastruktur, dan teknologi produksi. Pergeseran dalam perdagangan internasional juga memainkan peran penting dalam industri baja. Tarif impor dan kebijakan perdagangan internasional lainnya dapat mempengaruhi arus perdagangan baja antara negara-negara. Misalnya, perang dagang antara Amerika Serikat dan China beberapa tahun terakhir membawa dampak yang cukup signifikan terhadap industri baja global. Industri baja juga tidak terlepas dari inovasi dan perkembangan teknologi. Penerapan teknologi Industri 4.0, seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan analisis data besar (big data analytics), diharapkan akan membawa perubahan besar dalam efisiensi produksi dan pengelolaan rantai pasok industri baja. Perusahaan-perusahaan yang cepat mengadopsi teknologi ini berpotensi memiliki keunggulan kompetitif di pasar global. Peran ekonomi sirkular dalam industri baja juga semakin mendapatkan perhatian. Industri baja yang berkelanjutan dan ramah lingkungan adalah tujuan utama yang harus dicapai. Penggunaan kembali dan daur ulang baja bekas merupakan salah satu cara untuk mengurangi dampak lingkungan dari industri ini. Produksi baja daur ulang tidak hanya mengurangi kebutuhan akan bahan baku baru tetapi juga menghemat energi yang digunakan dalam proses produksi. Secara keseluruhan, industri baja memiliki peran yang sangat penting dan kompleks dalam perekonomian global. Di Indonesia, industri ini dihadapkan pada berbagai tantangan dan peluang. Dengan kebijakan yang tepat, pengembangan teknologi, dan fokus pada keberlanjutan, industri baja Indonesia memiliki potensi untuk tumbuh dan menjadi lebih kompetitif di pasar global. Eulerpool berkomitmen untuk terus menyediakan data dan analisis makroekonomi yang akurat dan terkini untuk membantu para pemangku kepentingan dalam membuat keputusan strategis di sektor ini.