Lakukan investasi terbaik dalam hidupmu

Mulai dari 2 €
Analyse
Profil
🇹🇱

Timor Leste Neraca Perdagangan

Harga saham

35,266 Juta. USD
Perubanan +/-
+33,377 Juta. USD
Perubahan %
+179,66 %

Nilai Neraca Perdagangan saat ini di Timor Leste adalah 35,266 Juta. USD. Neraca Perdagangan di Timor Leste meningkat menjadi 35,266 Juta. USD pada 1/2/2022, setelah sebelumnya sebesar 1,889 Juta. USD pada 1/12/2021. Dari 1/1/2005 hingga 1/3/2024, rata-rata PDB di Timor Leste adalah -38,13 Juta. USD. Rekor tertinggi sepanjang masa dicapai pada 1/9/2016 dengan 75,03 Juta. USD, sementara nilai terendah tercatat pada 1/12/2009 dengan -248,08 Juta. USD.

Sumber: National Statistics Directorate, Timor

Neraca Perdagangan

  • 3 Tahun

  • 5 Tahun

  • 10 Tahun

  • 25 tahun

  • Max

Neraca Perdagangan

Neraca Perdagangan Sejarah

TanggalNilai
1/2/202235,266 Juta. USD
1/12/20211,889 Juta. USD
1/7/20212,146 Juta. USD
1/1/202111,856 Juta. USD
1/9/201675,032 Juta. USD
1/7/20141,051 Juta. USD
1/2/2009760 USD
1/11/20066,302 Juta. USD
1/9/20065,176 Juta. USD
1/6/20057,912 Juta. USD
1
2

Serupa dengan Makrokennzahlen untuk Neraca Perdagangan

NamaSaat iniSebelumnyaFrekuensi
🇹🇱
Ekspor
754.554 USD3,776 Juta. USDBulanan
🇹🇱
Impor
69,417 Juta. USD63,47 Juta. USDBulanan
🇹🇱
Indeks Terorisme
0 Points0 PointsTahunan
🇹🇱
Neraca pembayaran berjalan
-318 Juta. USD-248 Juta. USDTahunan
🇹🇱
Neraca Transaksi Berjalan terhadap PDB
-42,9 % of GDP5 % of GDPTahunan

Meskipun Timor merupakan pengekspor minyak, negara ini mengalami defisit perdagangan yang konsisten. Hal ini terutama disebabkan oleh impor tinggi yang diperlukan untuk membangun kembali infrastruktur negara yang masih terbelakang. Minyak menyumbang sekitar 49 persen dari pendapatan ekspor Timor. Ekspor lainnya dari Timor meliputi kopi, buku, suku cadang pesawat, peralatan elektronik, dan mesin sandblasting. Timor terutama mengimpor mesin listrik, bahan bakar, peralatan elektronik, mesin, buku, minuman, sayuran, semen, plastik, sereal, dan tekstil. Mitra dagang utama Timor adalah Finlandia, Jepang, Singapura, Indonesia, Malaysia, Australia, China, dan Portugal.

Apa itu Neraca Perdagangan

Navigasi ekonomi global tidak dapat dipahami sepenuhnya tanpa mengulas salah satu komponen utamanya: Neraca Perdagangan. Neraca Perdagangan, yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Balance of Trade (BoT), adalah indikator kunci yang mencerminkan kesehatan ekonomi sebuah negara melalui selisih antara nilai ekspor dan impor barang serta jasa. Melalui artikel ini, Eulerpool akan membahas secara detail konsep, komponen, serta implikasi neraca perdagangan pada perekonomian Indonesia sehingga Anda mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang topik ini. Neraca perdagangan merupakan bagian integral dari neraca pembayaran (Balance of Payments), yang juga mencakup transaksi keuangan dan modal. Secara sederhana, neraca perdagangan adalah selisih antara nilai total ekspor dan impor suatu negara dalam periode tertentu. Jika nilai ekspor lebih besar dari impor, negara tersebut memiliki surplus neraca perdagangan. Sebaliknya, jika nilai impor melebihi ekspor, terjadi defisit neraca perdagangan. Pada dasarnya, ekspor dan impor melibatkan pergerakan barang fisik, seperti bahan mentah dan barang jadi, serta jasa, seperti pariwisata dan layanan keuangan. Ekspor adalah proses menjual barang dan jasa ke luar negeri, sementara impor adalah pembelian barang dan jasa dari luar negeri. Kedua aktivitas ekonomi ini berdampak langsung pada pendapatan nasional, tingkat pekerjaan, serta daya beli konsumen. Neraca perdagangan tidak hanya mencerminkan aktivitas perdagangan suatu negara, tetapi juga menunjukkan kompetensi perdagangan internasional sebuah negara. Misalnya, negara yang sering kali memiliki surplus neraca perdagangan biasanya lebih kompetitif dalam memproduksi barang dan jasa yang diminati. Indonesia, sebagai negara berkembang dengan berbagai sektor ekonomi yang terdiversifikasi, memiliki kiprah penting dalam peta perdagangan internasional. Dalam konteks Indonesia, neraca perdagangan memainkan peran krusial. Sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam melimpah dan basis manufaktur yang berkembang, Indonesia memiliki kapasitas ekspor yang cukup signifikan. Produk utama ekspor Indonesia mencakup minyak sawit, batu bara, karet, tekstil, dan berbagai produk manufaktur. Di sisi lain, Indonesia juga membutuhkan impor, baik untuk bahan baku industri maupun barang konsumsi, seperti elektronik dan bahan bakar minyak. Perubahan dalam neraca perdagangan Indonesia bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Secara internal, kondisi perekonomian domestik seperti pertumbuhan GDP, inflasi, dan kebijakan fiskal serta moneter dapat mempengaruhi ekspor dan impor. Sementara itu, faktor eksternal meliputi fluktuasi harga komoditas internasional, tarif perdagangan, serta stabilitas politik global. Salah satu elemen penting untuk mencapai keseimbangan dalam neraca perdagangan adalah kebijakan perdagangan yang efektif. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing ekspor melalui diversifikasi produk, peningkatan kualitas barang, serta penetrasi pasar baru. Selain itu, upaya memperbaiki infrastruktur dan logistik juga merupakan langkah strategis yang diambil untuk mendukung kelancaran ekspor dan impor. Perubahan dalam neraca perdagangan memiliki implikasi besar terhadap ekonomi makro. Surplus neraca perdagangan biasanya dianggap sebagai sinyal positif yang menunjukkan daya saing yang kuat dan penambahan cadangan devisa. Cadangan devisa yang besar memberi stabilitas bagi ekonomi nasional dan meningkatkan kemampuan negara dalam membiayai proyek pembangunan serta membayar utang luar negeri. Sebaliknya, defisit neraca perdagangan yang berkepanjangan dapat berisiko memicu ketidakseimbangan ekonomi. Defisit ini menandakan bahwa negara lebih banyak mengeluarkan devisa untuk impor daripada yang diterima dari ekspor. Akibatnya, hal ini dapat menyebabkan penurunan cadangan devisa, memberikan tekanan pada nilai tukar mata uang domestik, dan tertrigger inflasi. Selain itu, kondisi neraca perdagangan memiliki implikasi langsung terhadap nilai tukar mata uang. Misalnya, ketika Indonesia mengalami surplus perdagangan, permintaan akan mata uang Rupiah meningkat karena mitra dagang perlu menukar mata uang mereka dengan Rupiah untuk membayar barang dan jasa dari Indonesia. Begitu juga sebaliknya, defisit perdagangan mengakibatkan pasokan mata uang Rupiah yang lebih rendah di pasar internasional, menekan nilai tukar. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi neraca perdagangan mencakup diantaranya kebijakan tarif dan non-tarif. Tarif adalah bea yang dikenakan pada barang impor, meningkatkan harga barang asing di pasar domestik. Sementara itu, kebijakan non-tarif meliputi berbagai regulasi seperti kuota, standar produk, serta penetapan sertifikasi yang dapat mempengaruhi aliran barang dan jasa lintas negara. Pemahaman mendalam tentang neraca perdagangan juga memungkinkan para pembuat kebijakan dan pelaku ekonomi untuk merumuskan strategi yang tepat dalam menghadapi dinamika perdagangan global. Dalam era globalisasi, di mana arus barang, jasa, dan modal semakin bebas, menjaga keseimbangan neraca perdagangan menjadi tujuan utama bagi stabilitas ekonomi jangka panjang. Eulerpool, sebagai penyedia data ekonomi makro yang terpercaya, senantiasa siap mendukung kebutuhan Anda dengan menyediakan informasi terkini dan analisis mendalam mengenai berbagai aspek ekonomi, termasuk neraca perdagangan. Dengan data yang akurat dan analisis yang cermat, kami membantu Anda dalam memahami kompleksitas perekonomian dan membuat keputusan yang lebih terinformasi. Dalam kesimpulannya, neraca perdagangan adalah barometer ekonomi yang penting bagi setiap negara. Bagi Indonesia, menjaga keseimbangan dalam neraca perdagangan memerlukan kebijakan yang cerdas dan strategi yang efektif. Tantangan dan peluang di sektor perdagangan internasional menuntut perhatian yang mendalam dan tindakan yang terkoordinasi. Eulerpool berharap penjelasan ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan memperkaya pemahaman Anda tentang neraca perdagangan sebagai salah satu pilar utama ekonomi makro.