Lakukan investasi terbaik dalam hidupmu

Mulai dari 2 €
Analyse
Profil
🇸🇿

Eswatini Kredit Sektor Swasta

Harga saham

19,3 miliar SZL
Perubanan +/-
+600 Juta. SZL
Perubahan %
+3,16 %

Nilai Kredit Sektor Swasta saat ini di Eswatini adalah 19,3 miliar SZL. Kredit Sektor Swasta di Eswatini meningkat menjadi 19,3 miliar SZL pada 1/3/2024, setelah sebelumnya adalah 18,7 miliar SZL pada 1/2/2024. Dari 1/3/2011 hingga 1/4/2024, rata-rata PDB di Eswatini adalah 13,64 miliar SZL. Nilai tertinggi sepanjang masa tercapai pada 1/3/2024 dengan 19,30 miliar SZL, sedangkan nilai terendah tercatat pada 1/3/2012 dengan 4,29 miliar SZL.

Sumber: Central Bank of Swaziland

Kredit Sektor Swasta

  • 3 Tahun

  • 5 Tahun

  • 10 Tahun

  • 25 tahun

  • Max

Kredit sektor swasta

Kredit Sektor Swasta Sejarah

TanggalNilai
1/3/202419,3 miliar SZL
1/2/202418,7 miliar SZL
1/1/202418,7 miliar SZL
1/12/202319,1 miliar SZL
1/11/202318,7 miliar SZL
1/10/202318,9 miliar SZL
1/9/202318,6 miliar SZL
1/8/202318,6 miliar SZL
1/7/202318,3 miliar SZL
1/6/202318,2 miliar SZL
1
2
3
4
5
...
13

Serupa dengan Makrokennzahlen untuk Kredit Sektor Swasta

NamaSaat iniSebelumnyaFrekuensi

Apa itu Kredit Sektor Swasta

Private sector credit adalah komponen penting dalam analisis makroekonomi yang memberikan wawasan mendalam tentang kondisi dan kesehatan ekonomi suatu negara. Istilah ini merujuk pada kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada sektor swasta, yang meliputi individu, perusahaan, dan organisasi swasta lainnya. Di situs kami, Eulerpool, kami menyajikan data ekonomi makro yang komprehensif, termasuk data terkait kredit sektor swasta, untuk membantu para analis, akademisi, dan pelaku bisnis dalam membuat keputusan yang lebih informasional. Private sector credit memainkan peranan krusial dalam menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi, karena melalui kredit ini, sektor swasta mendapatkan fondasi finansial untuk mendukung investasi dan konsumsi. Dengan ketersediaan kredit yang memadai, perusahaan dapat melakukan ekspansi, meningkatkan produksi, dan menciptakan lapangan kerja baru. Secara bersamaan, kredit yang disediakan kepada individu memungkinkan konsumsi yang lebih besar, yang pada gilirannya mendorong permintaan terhadap barang dan jasa. Namun, penting untuk memahami bahwa peningkatan dalam kredit sektor swasta juga dapat membawa risiko, terutama jika kredit tidak dikelola dengan baik. Over-leverage atau akumulasi utang yang terlalu besar bisa mengakibatkan krisis finansial yang serius, seperti yang pernah terjadi pada krisis finansial global tahun 2008. Oleh karena itu, analisis atas data private sector credit menjadi esensial dalam memprediksi potensi risiko ekonomi dan merancang kebijakan moneter yang tepat. Di Indonesia, pertumbuhan kredit sektor swasta sering digunakan sebagai indikator kesehatan ekonomi nasional. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter memonitor ketat perkembangan kredit ini untuk menjaga stabilitas keuangan negara. Berdasarkan data dari Eulerpool, kita bisa melihat tren dalam pertumbuhan kredit sektor swasta di Indonesia, yang mencakup tidak hanya volume kredit tetapi juga kualitas kredit tersebut. Misalnya, rasio Non-Performing Loan (NPL) sering digunakan untuk menilai kualitas kredit yang diberikan oleh perbankan. Dalam konteks Indonesia, perkembangan kredit sektor swasta dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk stabilitas politik, kebijakan fiskal, suku bunga, dan inflasi. Kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia seperti penetapan suku bunga acuan sangat mempengaruhi permintaan terhadap kredit. Jika suku bunga rendah, biaya untuk meminjam uang menjadi lebih murah, yang biasanya mendorong peningkatan dalam kredit sektor swasta. Aspek lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana kredit dialokasikan ke berbagai sektor ekonomi. Kredit yang dialokasikan secara efektif dapat meningkatkan produktivitas sektor-sektor penting seperti manufaktur, teknologi, dan infrastruktur. Di sisi lain, alokasi kredit yang tidak efisien dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekonomi dan potensi gelembung finansial, terutama dalam sektor-sektor dengan risiko tinggi seperti properti dan real estat. Pada platform Eulerpool, kami menyediakan data rinci yang mencakup distribusi kredit ke berbagai sektor ekonomi, analisis tren historis, dan proyeksi masa depan. Kami juga menyediakan alat analitik canggih yang memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi berbagai skenario ekonomi berdasarkan data kredit sektor swasta. Dengan informasi ini, pengguna dapat membuat keputusan investasi yang lebih cermat dan perencanaan bisnis yang lebih strategis. Teknologi dan digitalisasi juga memainkan peran penting dalam pertumbuhan kredit sektor swasta. Fintech atau teknologi finansial telah merevolusi cara pemberian kredit dengan memanfaatkan big data dan algoritma AI untuk mengevaluasi kelayakan kredit secara lebih akurat dan efisien. Di Indonesia, kemunculan berbagai platform pinjaman online telah meningkatkan aksesibilitas kredit, terutama bagi usaha kecil dan menengah (UKM) yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk mendapatkan pembiayaan dari perbankan konvensional. Namun, kehadiran fintech juga membawa tantangan baru dalam regulasi. Pemerintah Indonesia melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berusaha untuk mengatur dan mengawasi industri fintech guna memastikan adanya transparansi, perlindungan konsumen, dan pencegahan terhadap praktek-praktek pinjaman ilegal. Pengaturan yang tepat diharapkan dapat menciptakan ekosistem kredit yang lebih sehat dan berkelanjutan di masa depan. Untuk menyimpulkan, private sector credit adalah indikator penting yang mencerminkan dinamika ekonomi suatu negara. Pemahaman terhadap kredit sektor swasta dapat membantu dalam mengidentifikasi peluang pertumbuhan ekonomi serta risiko yang perlu dikelola. Melalui data-data yang tersedia di Eulerpool, pengguna dapat memperoleh wawasan yang komprehensif dan up-to-date mengenai situasi kredit sektor swasta di Indonesia. Kami berkomitmen untuk terus menyediakan data yang andal dan analisis yang mendalam guna mendukung kebutuhan informasi ekonomi Anda. Eulerpool adalah sumber terpercaya untuk mendapatkan data makroekonomi yang diperlukan dalam analisis ekonomi yang mendalam, perencanaan bisnis yang tepat, dan pengambilan keputusan yang strategis. Dengan memantau perkembangan kredit sektor swasta, pengguna dapat lebih siap dalam menghadapi dinamika pasar dan merespons perubahan kebijakan ekonomi yang mempengaruhi kondisi kredit di Indonesia.