Lakukan investasi terbaik dalam hidupmu
Mulai dari 2 € Singapura Tingkat Kepemilikan Rumah
Harga saham
Nilai saat ini dari Tingkat Kepemilikan Rumah di Singapura adalah 89,3 %. Tingkat Kepemilikan Rumah di Singapura meningkat menjadi 89,3 % pada 1/1/2022, setelah sebelumnya 88,9 % pada 1/1/2021. Dari 1/1/1980 hingga 1/1/2023, rata-rata PDB di Singapura adalah 89,11 %. Rekor tertinggi sepanjang masa tercapai pada 1/1/2001 dengan 93,10 %, sedangkan nilai terendah tercatat pada 1/1/1980 dengan 58,80 %.
Tingkat Kepemilikan Rumah ·
3 Tahun
5 Tahun
10 Tahun
25 tahun
Max
Tingkat Kepemilikan Rumah Sendiri | |
---|---|
1/1/1980 | 58,80 % |
1/1/1990 | 87,50 % |
1/1/1995 | 90,00 % |
1/1/2000 | 92,00 % |
1/1/2001 | 93,10 % |
1/1/2002 | 93,10 % |
1/1/2003 | 92,30 % |
1/1/2004 | 92,50 % |
1/1/2005 | 91,10 % |
1/1/2006 | 90,30 % |
1/1/2007 | 90,00 % |
1/1/2008 | 90,10 % |
1/1/2009 | 88,80 % |
1/1/2010 | 87,20 % |
1/1/2011 | 88,60 % |
1/1/2012 | 90,10 % |
1/1/2013 | 90,50 % |
1/1/2014 | 90,30 % |
1/1/2015 | 90,80 % |
1/1/2016 | 90,90 % |
1/1/2017 | 90,70 % |
1/1/2018 | 91,00 % |
1/1/2019 | 90,40 % |
1/1/2020 | 87,90 % |
1/1/2021 | 88,90 % |
1/1/2022 | 89,30 % |
Tingkat Kepemilikan Rumah Sejarah
Tanggal | Nilai |
---|---|
1/1/2022 | 89,3 % |
1/1/2021 | 88,9 % |
1/1/2020 | 87,9 % |
1/1/2019 | 90,4 % |
1/1/2018 | 91 % |
1/1/2017 | 90,7 % |
1/1/2016 | 90,9 % |
1/1/2015 | 90,8 % |
1/1/2014 | 90,3 % |
1/1/2013 | 90,5 % |
Serupa dengan Makrokennzahlen untuk Tingkat Kepemilikan Rumah
Nama | Saat ini | Sebelumnya | Frekuensi |
---|---|---|---|
🇸🇬 Harga properti residensial | 6,84 % | 4,37 % | Kuartal |
🇸🇬 Indeks Harga Rumah MoM | 0,9 % | 1,4 % | Kuartal |
🇸🇬 Indeks Properti | 204,7 points | 206,1 points | Kuartal |
🇸🇬 Penjualan Rumah Baru | 221 Units | 301 Units | Bulanan |
Makroseiten untuk negara lain di Asia
- 🇨🇳China
- 🇮🇳India
- 🇮🇩Indonesia
- 🇯🇵Jepang
- 🇸🇦Arab Saudi
- 🇰🇷Korea Selatan
- 🇹🇷Turki
- 🇦🇫Afghanistan
- 🇦🇲Armenia
- 🇦🇿Azerbaijan
- 🇧🇭Bahrain
- 🇧🇩Bangladesh
- 🇧🇹Bhutan
- 🇧🇳Brunei
- 🇰🇭Kamboja
- 🇹🇱Timor Leste
- 🇬🇪Georgia
- 🇭🇰Hongkong
- 🇮🇷Iran
- 🇮🇶Irak
- 🇮🇱Israel
- 🇯🇴Yordania
- 🇰🇿Kazakhstan
- 🇰🇼Kuwait
- 🇰🇬Kirgistan
- 🇱🇦Laos
- 🇱🇧Lebanon
- 🇲🇴Makau
- 🇲🇾Malaysia
- 🇲🇻Maladewa
- 🇲🇳Mongolia
- 🇲🇲Myanmar
- 🇳🇵Nepal
- 🇰🇵Korea Utara
- 🇴🇲Oman
- 🇵🇰Pakistan
- 🇵🇸Palestina
- 🇵🇭Filipina
- 🇶🇦Katar
- 🇱🇰Sri Lanka
- 🇸🇾Suriah
- 🇹🇼Taiwan
- 🇹🇯Tajikistan
- 🇹🇭Thailand
- 🇹🇲Turkmenistan
- 🇦🇪Uni Emirat Arab
- 🇺🇿Uzbekistan
- 🇻🇳Vietnam
- 🇾🇪Yaman
Apa itu Tingkat Kepemilikan Rumah
Home Ownership Rate, atau Tingkat Kepemilikan Rumah, adalah salah satu indikator makroekonomi yang sangat penting dalam memahami kesejahteraan ekonomi suatu negara. Angka ini merujuk pada persentase dari keseluruhan rumah tangga yang memiliki rumah tempat tinggal mereka sendiri. Di situs web kami, eulerpool, kami menyediakan data makroekonomi yang komprehensif, termasuk informasi tentang Home Ownership Rate di berbagai negara. Pentingnya Home Ownership Rate tidak dapat diremehkan dalam konteks analisis ekonomi dan sosial. Tingkat kepemilikan rumah yang tinggi biasanya dianggap sebagai tanda stabilitas ekonomi dan kesejahteraan sosial. Dengan memiliki rumah sendiri, individu dan keluarga cenderung memiliki stabilitas keuangan yang lebih baik, kemampuan untuk membangun ekuitas, dan keamanan jangka panjang. Sebaliknya, tingkat kepemilikan rumah yang rendah dapat menunjukkan masalah dalam akses terhadap perumahan yang terjangkau, kesenjangan ekonomi, atau kondisi ekonomi yang kurang stabil. Di Indonesia, misalnya, Home Ownership Rate merupakan indikator yang diawasi dengan ketat oleh pemerintah dan analis ekonomi, karena memiliki implikasi yang luas terhadap kebijakan perumahan, pembangunan ekonomi, dan kesejahteraan sosial. Selain itu, data tentang tingkat kepemilikan rumah juga digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk pengembang real estate, perencana kota, lembaga keuangan, dan organisasi non-pemerintah yang berfokus pada masalah perumahan dan kemiskinan. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi Home Ownership Rate adalah kemampuan masyarakat untuk membeli rumah. Hal ini sering kali berkorelasi dengan tingkat pendapatan, ketersediaan kredit pemilikan rumah, dan suku bunga. Di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, pemerintah sering kali campur tangan melalui berbagai kebijakan dan program untuk meningkatkan akses ke perumahan yang terjangkau, seperti subsidi perumahan, program kredit pemilikan rumah yang disubsidi, dan pembangunan perumahan rakyat. Selain itu, kondisi ekonomi makro seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan tingkat pengangguran juga berdampak signifikan pada Home Ownership Rate. Sebagai contoh, selama periode resesi ekonomi, tingkat pengangguran yang tinggi dan pendapatan yang stagnan dapat menghambat kemampuan masyarakat untuk membeli rumah, sehingga menurunkan tingkat kepemilikan rumah. Sebaliknya, selama periode pertumbuhan ekonomi yang kuat, peningkatan pendapatan dan stabilitas pekerjaan dapat mendorong lebih banyak orang untuk membeli rumah, meningkatkan Home Ownership Rate. Tidak hanya faktor ekonomi yang mempengaruhi Home Ownership Rate, tetapi juga aspek demografis dan sosial. Faktor seperti perubahan struktur keluarga, tingkat urbanisasi, dan preferensi budaya juga memainkan peran penting. Misalnya, di kota-kota besar yang mengalami urbanisasi cepat, harga tanah dan properti sering kali melonjak, membuat kepemilikan rumah menjadi lebih sulit dicapai oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah. Dari perspektif kebijakan publik, Home Ownership Rate merupakan indikator kunci yang digunakan untuk merancang dan mengevaluasi berbagai inisiatif perumahan. Kebijakan yang efektif bertujuan untuk mengatasi hambatan finansial dan struktural yang menghalangi masyarakat dalam mencapai kepemilikan rumah. Pemerintah juga mungkin fokus pada perbaikan infrastruktur, pengembangan kawasan perumahan, dan penyediaan insentif untuk mendorong pengembang real estate dalam menyediakan perumahan yang terjangkau. Selain itu, di negara-negara dengan tingkat kepemilikan rumah yang tinggi, terdapat juga upaya berkelanjutan untuk memastikan bahwa pemilik rumah dapat mempertahankan kepemilikan mereka. Ini dapat mencakup perlindungan terhadap penyitaan, dukungan untuk pemilik rumah berpenghasilan rendah atau pensiunan, dan program untuk perbaikan dan pemeliharaan rumah yang ada. Dengan demikian, tujuan jangka panjang bukan hanya untuk meningkatkan Home Ownership Rate, tetapi juga untuk memastikan bahwa tingkat kepemilikan rumah yang tinggi dapat dipertahankan secara berkelanjutan. Di situs web eulerpool, kami menyediakan data dan analisis terkini tentang Home Ownership Rate, yang dapat digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang lebih baik. Data ini tidak hanya relevan untuk analis ekonomi dan pembuat kebijakan, tetapi juga bagi individu dan keluarga yang ingin memahami dinamika pasar perumahan di negara mereka atau membandingkannya dengan negara lain. Dengan mengakses data dan analisis yang disediakan oleh eulerpool, pengguna dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Home Ownership Rate dan implikasinya terhadap ekonomi dan masyarakat. Misalnya, data historis tentang tingkat kepemilikan rumah dapat membantu mengidentifikasi tren jangka panjang dan mengevaluasi efektivitas kebijakan perumahan di masa lalu. Selain itu, analisis komparatif tentang Home Ownership Rate di berbagai negara dapat memberikan perspektif baru tentang keberhasilan dan tantangan yang dihadapi oleh berbagai kebijakan perumahan. Secara keseluruhan, Home Ownership Rate adalah indikator makroekonomi yang sangat penting dalam menilai kesejahteraan ekonomi dan sosial suatu negara. Dengan menyediakan data dan analisis yang komprehensif, eulerpool berkomitmen untuk membantu pengguna memahami dan menginterpretasikan informasi ini secara lebih baik, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik dan mendukung upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kepemilikan rumah. Kami percaya bahwa dengan informasi yang tepat, semuanya menjadi mungkin untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial yang lebih besar.