Lakukan investasi terbaik dalam hidupmu

Mulai dari 2 €
Analyse
Profil
🇵🇪

Peru Utang Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

Harga saham

35,9 % of GDP
Perubanan +/-
+1,3 % of GDP
Perubahan %
+3,69 %

Nilai saat ini dari Utang Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Peru adalah 35,9 % of GDP. Utang Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Peru meningkat menjadi 35,9 % of GDP pada 1/1/2021, setelah sebelumnya adalah 34,6 % of GDP pada 1/1/2020. Dari 1/1/2000 hingga 1/1/2022, rata-rata PDB di Peru adalah 31,83 % of GDP. Nilai tertinggi sepanjang masa tercapai pada 1/1/2003 dengan 49,00 % of GDP, sedangkan nilai terendah tercatat pada 1/1/2013 dengan 20,00 % of GDP.

Sumber: Ministry of Economy and Finance of Peru

Utang Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

  • 3 Tahun

  • 5 Tahun

  • 10 Tahun

  • 25 tahun

  • Max

Utang negara terhadap PDB

Utang Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Sejarah

TanggalNilai
1/1/202135,9 % of GDP
1/1/202034,6 % of GDP
1/1/201926,6 % of GDP
1/1/201825,8 % of GDP
1/1/201725,4 % of GDP
1/1/201624,5 % of GDP
1/1/201524 % of GDP
1/1/201420,7 % of GDP
1/1/201320 % of GDP
1/1/201221,2 % of GDP
1
2
3

Serupa dengan Makrokennzahlen untuk Utang Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

NamaSaat iniSebelumnyaFrekuensi
🇵🇪
Anggaran negara
-1,7 % of GDP-2,5 % of GDPTahunan
🇵🇪
Indeks Korupsi
33 Points36 PointsTahunan
🇵🇪
Nilai Anggaran Negara
-1,671 miliar PEN-6,633 miliar PENBulanan
🇵🇪
Pendapatan negara
12,979 miliar PEN13,091 miliar PENBulanan
🇵🇪
Pengeluaran militer
3,001 miliar USD2,799 miliar USDTahunan
🇵🇪
Pengeluaran negara
11,197 miliar PEN15,814 miliar PENBulanan
🇵🇪
Pengeluaran negara
19,44 miliar PEN21,928 miliar PENKuartal
🇵🇪
Peringkat Korupsi
121 101 Tahunan

Secara umum, utang pemerintah sebagai persentase dari PDB digunakan oleh para investor untuk mengukur kemampuan suatu negara dalam melakukan pembayaran di masa depan atas utangnya, sehingga mempengaruhi biaya pinjaman negara tersebut dan hasil obligasi pemerintah.

Apa itu Utang Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

Government Debt to GDP: Analisis Lengkap untuk Memahami Peranannya dalam Ekonomi Nasional Pengenalan Kategori "Government Debt to GDP" merupakan salah satu indikator makroekonomi utama yang digunakan untuk menilai kesehatan finansial suatu negara. Indikator ini mengukur tingkat utang pemerintah dalam kaitannya dengan Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut. Rasio ini memberikan gambaran seberapa besar utang pemerintah dibandingkan dengan total output ekonomi yang dihasilkan. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran mendalam mengenai pentingnya Government Debt to GDP, bagaimana cara menghitungnya, serta implikasinya bagi kebijakan ekonomi suatu negara. Mengapa Government Debt to GDP Penting? Rasio Government Debt to GDP penting karena mencerminkan kemampuan suatu negara untuk memenuhi kewajiban utangnya. Dengan memahami rasio ini, investor, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum dapat menilai apakah utang pemerintah berada pada tingkat yang berkelanjutan atau tidak. Tingkat utang yang tinggi dibandingkan dengan PDB bisa menandakan risiko keuangan yang lebih besar, sedangkan tingkat utang yang rendah menandakan bahwa suatu negara memiliki ruang fiskal yang lebih besar untuk berinvestasi dalam pembangunan tanpa harus menghadapi beban utang yang berat. Cara Menghitung Government Debt to GDP Menghitung rasio Government Debt to GDP cukup sederhana. Rasio ini dihitung dengan membagi total utang pemerintah (baik domestik maupun internasional) dengan PDB nominal, kemudian mengalikannya dengan 100 untuk mendapatkan persentase. Sebagai contoh, jika total utang pemerintah Indonesia adalah Rp 5.000 triliun dan PDB nominal adalah Rp 15.000 triliun, maka rasio Government Debt to GDP adalah (5.000 / 15.000) * 100 = 33,33%. Implikasi Rasio Government Debt to GDP Rasio yang lebih tinggi dari 100% menunjukkan bahwa total utang pemerintah melebihi total output ekonomi yang dihasilkan dalam setahun. Ini bisa menandakan beban utang yang berat dan risiko kebangkrutan, terutama jika pendapatan negara tidak cukup untuk membayar bunga dan pokok utang. Sebaliknya, rasio yang lebih rendah dari 60% sering dianggap sebagai tingkat utang yang berkelanjutan dan lebih dapat dikelola. Namun, interpretasi rasio ini tidak bisa berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan faktor lainnya. Misalnya, negara-negara dengan ekonomi maju sering memiliki rasio utang yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang, mengingat mereka memiliki akses yang lebih besar ke pasar keuangan internasional dan dianggap lebih stabil oleh investor. Kebijakan Fiskal dan Government Debt to GDP Pemerintah memiliki beberapa opsi kebijakan fiskal untuk mengelola rasio utang ini. Salah satu caranya adalah melalui penerapan kebijakan penghematan (austerity) yang melibatkan pengurangan belanja publik dan/atau peningkatan pajak. Langkah ini dapat membantu mengurangi utang pemerintah, tetapi bisa berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek. Di sisi lain, pemerintah juga bisa memilih untuk meningkatkan utang sementara tetapi menginvestasikannya dalam proyek-proyek yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang, seperti infrastruktur atau pendidikan. Jika investasi ini berhasil, PDB akan meningkat dan pada akhirnya memperbaiki rasio Government Debt to GDP. Dinamika Global dan Pengaruhnya Rasio Government Debt to GDP tidak hanya dipengaruhi oleh kebijakan domestik tetapi juga oleh dinamika global. Misalnya, suku bunga global yang tinggi dapat meningkatkan biaya utang bagi negara-negara yang memiliki kewajiban utang dalam mata uang asing. Fluktuasi nilai tukar juga dapat mempengaruhi jumlah utang karena sebagian besar utang negara berkembang adalah dalam bentuk mata uang asing seperti dolar AS atau euro. Selain itu, resesi global atau volatilitas pasar juga dapat mengurangi PDB suatu negara, yang pada gilirannya meningkatkan rasio utang terhadap PDB. Studi Kasus Indonesia Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara memiliki rasio Government Debt to GDP yang relatif rendah dibandingkan dengan banyak negara lainnya. Namun, ini tidak berarti Indonesia bebas dari risiko. Tingkat utang pemerintah yang lebih rendah memberi Indonesia lebih banyak ruang untuk manuver fiskal dalam menghadapi krisis ekonomi, seperti pandemi COVID-19 yang berdampak besar pada PDB di seluruh dunia. Namun, agar tetap berkelanjutan, pemerintah harus tetap berhati-hati dalam pengelolaan utang dan memastikan dana yang dipinjam diinvestasikan dalam proyek-proyek produktif. Kesimpulan Government Debt to GDP adalah indikator penting yang memberikan wawasan tentang kesehatan fiskal suatu negara dan kemampuan pemerintah untuk memenuhi kewajiban utangnya. Rasio ini harus dianalisis dalam konteks yang lebih luas, termasuk kondisi ekonomi global dan kebijakan fiskal domestik. Memahami rasio ini tidak hanya penting bagi pembuat kebijakan tetapi juga bagi investor dan masyarakat umum yang ingin memahami arah kebijakan ekonomi suatu negara. Sebagai sebuah website profesional yang menampilkan data makroekonomi, eulerpool berkomitmen untuk menyediakan data yang akurat dan analisis yang mendalam bagi para pengguna kami. Kami percaya bahwa dengan informasi yang tepat, semua pihak dapat membuat keputusan yang lebih informatif dan strategis dalam menghadapi tantangan ekonomi global.