Lakukan investasi terbaik dalam hidupmu

Mulai dari 2 €
Analyse
Profil
🇲🇻

Maladewa Suku Bunga Pinjaman

Harga saham

10 %
Perubanan +/-
+0 %
Perubahan %
+0 %

Nilai saat ini dari Suku Bunga Pinjaman di Maladewa adalah 10 %. Suku Bunga Pinjaman di Maladewa turun menjadi 10 % pada 1/4/2024, setelah sebelumnya 10 % pada 1/3/2024. Dari 1/12/2001 hingga 1/5/2024, rata-rata PDB di Maladewa adalah 10,76 %. Tertinggi sepanjang masa dicapai pada 1/12/2001 dengan 20,00 %, sedangkan nilai terendah tercatat pada 1/12/2014 dengan 10,00 %.

Sumber: Maldives Monetary Authority

Suku Bunga Pinjaman

  • 3 Tahun

  • 5 Tahun

  • 10 Tahun

  • 25 tahun

  • Max

Tingkat bunga kredit

Suku Bunga Pinjaman Sejarah

TanggalNilai
1/4/202410 %
1/3/202410 %
1/2/202410 %
1/1/202410 %
1/12/202310 %
1/11/202310 %
1/10/202310 %
1/9/202310 %
1/8/202310 %
1/7/202310 %
1
2
3
4
5
...
13

Serupa dengan Makrokennzahlen untuk Suku Bunga Pinjaman

NamaSaat iniSebelumnyaFrekuensi
🇲🇻
cadangan devisa
622,1 Juta. USD541,8 Juta. USDBulanan
🇲🇻
Jumlah Uang M0
13,064 miliar MVR12,318 miliar MVRBulanan
🇲🇻
Jumlah Uang M1
22,977 miliar MVR22,752 miliar MVRBulanan
🇲🇻
Jumlah Uang M2
60,858 miliar MVR60,42 miliar MVRBulanan
🇲🇻
Neraca Bank Sentral
25,551 miliar MVR24,3 miliar MVRBulanan
🇲🇻
Tingkat suku bunga
7 %7 %frequency_daily
🇲🇻
Tingkat suku bunga deposito
1,5 %1,5 %Bulanan

Otoritas Moneter Maladewa memperkenalkan Fasilitas Lombard Semalam kepada bank-bank komersial pada 9 Mei 2010, yang memungkinkan bank-bank untuk meminjam dari MMA secara semalam terutama untuk menghindari gangguan dalam sistem pembayaran dan untuk memenuhi tingkat MRR. Fasilitas ini memiliki tingkat bunga tertinggi dalam sistem, di atas tingkat pinjaman semalam di antara bank-bank komersial. Tingkat OLF adalah 10% per tahun, berlaku efektif pada 1 September 2014.

Apa itu Suku Bunga Pinjaman

Lending rate atau tingkat suku bunga pinjaman adalah salah satu indikator makroekonomi yang sangat penting dalam analisis ekonomi dan finansial. Eulerpool, sebagai salah satu platform terkemuka untuk penyediaan data makroekonomi, memberikan sorotan khusus pada variabel ini untuk membantu para profesional dan investor dalam membuat keputusan yang lebih baik. Tingkat suku bunga pinjaman mencerminkan biaya yang dikenakan oleh bank atau lembaga keuangan ketika meminjamkan uang kepada konsumen atau bisnis. Tingkat ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kebijakan moneter bank sentral, inflasi, permintaan dan penawaran uang, serta risiko kredit dari peminjam. Memahami dinamika di balik perubahan tingkat suku bunga pinjaman dapat memberikan wawasan yang signifikan tentang kondisi ekonomi suatu negara dan kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah dan otoritas moneter. Bank sentral, seperti Bank Indonesia, memainkan peran kunci dalam menentukan tingkat suku bunga dasar, yang kemudian mempengaruhi tingkat suku bunga pinjaman yang ditawarkan oleh bank komersial. Ketika bank sentral menaikkan suku bunga, biaya pinjaman menjadi lebih tinggi, yang pada gilirannya dapat menurunkan permintaan kredit dari konsumen dan bisnis. Ini biasanya dilakukan untuk mengendalikan inflasi dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Sebaliknya, ketika bank sentral menurunkan suku bunga, pinjaman menjadi lebih murah, mendorong konsumsi dan investasi, sehingga merangsang pertumbuhan ekonomi. Tingkat suku bunga pinjaman juga berhubungan erat dengan risiko kredit. Bank menentukan tingkat suku bunga berdasarkan profil risiko dari peminjam. Pemegang kartu kredit dengan sejarah kredit yang baik biasanya menerima suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan individu atau bisnis dengan riwayat kredit yang buruk. Ini adalah pendekatan yang digunakan oleh bank untuk melindungi diri mereka sendiri dari risiko gagal bayar. Selain itu, tingkat suku bunga pinjaman juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global dan iklim investasi. Misalnya, dalam situasi di mana ekonomi global mengalami ketidakstabilan, bank cenderung lebih berhati-hati dalam memberikan pinjaman dan mungkin menetapkan suku bunga yang lebih tinggi untuk mencerminkan peningkatan risiko. Di sisi lain, dalam periode pertumbuhan ekonomi yang stabil, bank mungkin lebih agresif dalam memberikan pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah untuk mendorong ekspansi ekonomi lebih lanjut. Pengaruh tingkat suku bunga pinjaman terhadap sektor-sektor ekonomi sangat beragam. Dalam sektor perumahan, misalnya, tingkat suku bunga hipotek yang rendah dapat mendorong peningkatan pembelian rumah, yang pada gilirannya dapat merangsang pertumbuhan dalam industri konstruksi dan sektor terkait lainnya. Sebaliknya, suku bunga hipotek yang tinggi dapat menekan permintaan untuk properti dan memperlambat pertumbuhan ekonomi dalam sektor ini. Dalam dunia bisnis, tingkat suku bunga pinjaman yang rendah memungkinkan perusahaan untuk meminjam dengan biaya lebih rendah, meningkatkan kemampuan mereka untuk berinvestasi dalam proyek ekspansi, membeli peralatan baru, atau meningkatkan stok bahan baku. Ini dapat berdampak positif terhadap produktivitas dan inovasi, serta dapat menciptakan peluang kerja baru. Namun, sebaliknya, suku bunga yang tinggi dapat memperlambat investasi bisnis karena biaya pinjaman yang meningkat, yang dapat membatasi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Dampak tingkat suku bunga pinjaman terhadap perekonomian juga terlihat dalam perilaku konsumen. Suku bunga yang rendah cenderung mendorong konsumen untuk meminjam lebih banyak untuk membiayai pengeluaran konsumsi seperti pembelian mobil, barang tahan lama, dan bahkan pendidikan. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan permintaan barang dan jasa. Namun, tingkat suku bunga yang tinggi dapat menekan konsumsi karena biaya pinjaman yang lebih mahal, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Pentingnya pemantauan perubahan tingkat suku bunga pinjaman juga terlihat dalam strategi investasi. Investor mencari tingkat pengembalian yang lebih tinggi di pasar keuangan dapat dipengaruhi oleh suku bunga pinjaman. Ketika suku bunga naik, obligasi baru yang diterbitkan akan menawarkan kupon yang lebih tinggi, membuat obligasi lama dengan kupon lebih rendah kurang menarik. Ini dapat mengakibatkan penurunan harga obligasi di pasar sekunder dan memberikan tantangan bagi portofolio investasi yang sudah ada. Tingkat suku bunga pinjaman juga mencerminkan kesehatan sistem keuangan secara keseluruhan. Suku bunga yang sangat tinggi atau sangat rendah bisa menjadi indikasi dari ketidakseimbangan ekonomi atau krisis keuangan. Sebagai contoh, suku bunga yang sangat tinggi bisa mengindikasikan inflasi yang tidak terkendali atau kepercayaan yang rendah terhadap mata uang suatu negara. Di sisi lain, suku bunga yang sangat rendah bisa mencerminkan upaya bank sentral untuk mengatasi resesi melalui kebijakan moneter yang sangat longgar. Dalam konteks perdagangan internasional, tingkat suku bunga pinjaman suatu negara juga mempengaruhi nilai tukar mata uangnya. Suku bunga yang lebih tinggi menarik investor asing yang mencari pengembalian yang lebih besar, yang dapat meningkatkan permintaan untuk mata uang tersebut dan memperkuat nilai tukarnya. Sebaliknya, suku bunga yang lebih rendah dapat menyebabkan aliran modal keluar dan melemahkan nilai tukar mata uang. Secara keseluruhan, pemahaman mendalam tentang tingkat suku bunga pinjaman adalah kunci bagi berbagai pemangku kepentingan ekonomi, termasuk pemerintah, bank, perusahaan, dan konsumen. Data yang komprehensif dan analisis yang akurat tentang tingkat suku bunga pinjaman, seperti yang disediakan oleh Eulerpool, sangat penting untuk membuat keputusan yang informatif dan strategis. Melalui pemantauan yang cermat dari setiap perubahan dan tren dalam suku bunga pinjaman, para pengambil keputusan dapat merencanakan langkah-langkah yang tepat untuk mengantisipasi dan merespons dinamika ekonomi yang terus berubah.