Lakukan investasi terbaik dalam hidupmu
Mulai dari 2 € Jepang Rekening Berjalan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Harga saham
Nilai saat ini dari Rekening Berjalan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Jepang adalah 3,9 % of GDP. Rekening Berjalan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Jepang meningkat menjadi 3,9 % of GDP pada 1/1/2021, setelah sebelumnya sebesar 2,9 % of GDP pada 1/1/2020. Dari 1/1/1980 hingga 1/1/2022, rata-rata PDB di Jepang adalah 2,59 % of GDP. Nilai tertinggi sepanjang masa dicapai pada 1/1/2007 dengan 4,70 % of GDP, sementara nilai terendah tercatat pada 1/1/1980 dengan -1,00 % of GDP.
Rekening Berjalan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ·
3 Tahun
5 Tahun
10 Tahun
25 tahun
Max
Neraca Transaksi Berjalan terhadap PDB | |
---|---|
1/1/1981 | 0,40 % of GDP |
1/1/1982 | 0,60 % of GDP |
1/1/1983 | 1,70 % of GDP |
1/1/1984 | 2,70 % of GDP |
1/1/1985 | 3,80 % of GDP |
1/1/1986 | 4,30 % of GDP |
1/1/1987 | 3,50 % of GDP |
1/1/1988 | 2,70 % of GDP |
1/1/1989 | 2,10 % of GDP |
1/1/1990 | 1,40 % of GDP |
1/1/1991 | 2,00 % of GDP |
1/1/1992 | 3,00 % of GDP |
1/1/1993 | 3,00 % of GDP |
1/1/1994 | 2,70 % of GDP |
1/1/1995 | 2,10 % of GDP |
1/1/1996 | 1,40 % of GDP |
1/1/1997 | 2,20 % of GDP |
1/1/1998 | 2,90 % of GDP |
1/1/1999 | 2,50 % of GDP |
1/1/2000 | 2,70 % of GDP |
1/1/2001 | 2,00 % of GDP |
1/1/2002 | 2,60 % of GDP |
1/1/2003 | 3,10 % of GDP |
1/1/2004 | 3,80 % of GDP |
1/1/2005 | 3,60 % of GDP |
1/1/2006 | 3,90 % of GDP |
1/1/2007 | 4,70 % of GDP |
1/1/2008 | 2,80 % of GDP |
1/1/2009 | 2,80 % of GDP |
1/1/2010 | 3,90 % of GDP |
1/1/2011 | 2,10 % of GDP |
1/1/2012 | 1,00 % of GDP |
1/1/2013 | 0,90 % of GDP |
1/1/2014 | 0,80 % of GDP |
1/1/2015 | 3,10 % of GDP |
1/1/2016 | 3,90 % of GDP |
1/1/2017 | 4,20 % of GDP |
1/1/2018 | 3,50 % of GDP |
1/1/2019 | 3,40 % of GDP |
1/1/2020 | 2,90 % of GDP |
1/1/2021 | 3,90 % of GDP |
Rekening Berjalan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Sejarah
Tanggal | Nilai |
---|---|
1/1/2021 | 3,9 % of GDP |
1/1/2020 | 2,9 % of GDP |
1/1/2019 | 3,4 % of GDP |
1/1/2018 | 3,5 % of GDP |
1/1/2017 | 4,2 % of GDP |
1/1/2016 | 3,9 % of GDP |
1/1/2015 | 3,1 % of GDP |
1/1/2014 | 0,8 % of GDP |
1/1/2013 | 0,9 % of GDP |
1/1/2012 | 1 % of GDP |
Serupa dengan Makrokennzahlen untuk Rekening Berjalan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Nama | Saat ini | Sebelumnya | Frekuensi |
---|---|---|---|
🇯🇵 Arus Modal | 2,243 Bio. JPY | 2,441 Bio. JPY | Bulanan |
🇯🇵 Cadangan emas | 845,97 Tonnes | 845,97 Tonnes | Kuartal |
🇯🇵 Ekspor | 8,277 Bio. JPY | 8,981 Bio. JPY | Bulanan |
🇯🇵 Ekspor YoY | 13,5 % | 8,3 % | Bulanan |
🇯🇵 Impor | 9,888 Bio. JPY | 9,333 Bio. JPY | Bulanan |
🇯🇵 Impor YoY | 9,5 % | 8,3 % | Bulanan |
🇯🇵 Indeks Terorisme | 1,189 Points | 2,398 Points | Tahunan |
🇯🇵 Investasi Langsung Asing | 1,802 Bio. JPY | 1,05 Bio. JPY | Bulanan |
🇯🇵 Kedatangan turis | 3,31 Juta. | 2,872 Juta. | Bulanan |
🇯🇵 Ketentuan Perdagangan | 84,2 points | 83,9 points | Bulanan |
🇯🇵 Neraca pembayaran berjalan | 2,457 Bio. JPY | 1,717 Bio. JPY | Bulanan |
🇯🇵 Neraca Perdagangan | -1,221 Bio. JPY | -465,6 miliar JPY | Bulanan |
🇯🇵 Pendapatan pariwisata | 24,845 miliar JPY | 15,286 miliar JPY | Bulanan |
🇯🇵 Penjualan senjata | 13 Juta. SIPRI TIV | 3 Juta. SIPRI TIV | Tahunan |
🇯🇵 Utang Luar Negeri | 632,431 Bio. JPY | 652,333 Bio. JPY | Kuartal |
Saldo akun berjalan sebagai persentase dari PDB memberikan indikasi tentang tingkat daya saing internasional suatu negara. Biasanya, negara yang mencatat surplus akun berjalan yang kuat memiliki ekonomi yang sangat bergantung pada pendapatan ekspor, dengan tingkat tabungan tinggi tetapi permintaan domestik yang lemah. Sebaliknya, negara yang mencatat defisit akun berjalan memiliki impor yang kuat, tingkat tabungan rendah, dan tingkat konsumsi pribadi yang tinggi sebagai persentase dari pendapatan disposabel.
Makroseiten untuk negara lain di Asia
- 🇨🇳China
- 🇮🇳India
- 🇮🇩Indonesia
- 🇸🇦Arab Saudi
- 🇸🇬Singapura
- 🇰🇷Korea Selatan
- 🇹🇷Turki
- 🇦🇫Afghanistan
- 🇦🇲Armenia
- 🇦🇿Azerbaijan
- 🇧🇭Bahrain
- 🇧🇩Bangladesh
- 🇧🇹Bhutan
- 🇧🇳Brunei
- 🇰🇭Kamboja
- 🇹🇱Timor Leste
- 🇬🇪Georgia
- 🇭🇰Hongkong
- 🇮🇷Iran
- 🇮🇶Irak
- 🇮🇱Israel
- 🇯🇴Yordania
- 🇰🇿Kazakhstan
- 🇰🇼Kuwait
- 🇰🇬Kirgistan
- 🇱🇦Laos
- 🇱🇧Lebanon
- 🇲🇴Makau
- 🇲🇾Malaysia
- 🇲🇻Maladewa
- 🇲🇳Mongolia
- 🇲🇲Myanmar
- 🇳🇵Nepal
- 🇰🇵Korea Utara
- 🇴🇲Oman
- 🇵🇰Pakistan
- 🇵🇸Palestina
- 🇵🇭Filipina
- 🇶🇦Katar
- 🇱🇰Sri Lanka
- 🇸🇾Suriah
- 🇹🇼Taiwan
- 🇹🇯Tajikistan
- 🇹🇭Thailand
- 🇹🇲Turkmenistan
- 🇦🇪Uni Emirat Arab
- 🇺🇿Uzbekistan
- 🇻🇳Vietnam
- 🇾🇪Yaman
Apa itu Rekening Berjalan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
"Current Account to GDP" atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai "Neraca Berjalan terhadap PDB" adalah salah satu indikator ekonomi makro yang sangat penting untuk memahami kesehatan ekonomi suatu negara. Sebagai bagian dari makroekonomi, indikator ini memberikan gambaran tentang transaksi ekonomi suatu negara dengan dunia luar, dengan membandingkan neraca berjalannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut. Pada artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang pentingnya "Current Account to GDP," bagaimana cara menghitungnya, serta implikasi dan interpretasinya bagi ekonomi suatu negara. Sebagai situs web profesional yang menampilkan data ekonomi makro, Eulerpool berupaya memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi para penggunanya. "Current Account to GDP" merupakan perbandingan antara neraca berjalan suatu negara dengan total output ekonominya atau PDB. Neraca berjalan mencakup perdagangan barang dan jasa, pendapatan bersih dari luar negeri, dan transfer berjalan seperti bantuan internasional. Hal ini merupakan komponen kunci dalam memahami saldo pembayaran suatu negara, yang meliputi transaksi keuangan dan investasi. Ketika kita membandingkan neraca berjalan dengan PDB, kita mendapatkan perspektif yang jelas tentang seberapa besar ketergantungan ekonomi sebuah negara terhadap perdagangan dan interaksi global. Mengapa "Current Account to GDP" penting? Indikator ini membantu para ekonom, pembuat kebijakan, dan investor untuk memahami posisi keuangan eksternal suatu negara. Neraca berjalan yang positif menunjukkan bahwa suatu negara mengekspor lebih banyak daripada yang diimpornya, yang bisa diartikan sebagai sinyal kuatnya daya saing ekonomi negara tersebut. Sebaliknya, neraca berjalan yang negatif menunjukkan bahwa suatu negara mengimpor lebih banyak daripada yang diekspornya, yang mungkin mencerminkan ketergantungan yang tinggi terhadap barang dan jasa asing. Namun, memiliki neraca berjalan yang surplus atau defisit bukanlah hal yang baik atau buruk secara otomatis. Konteks memainkan peran penting dalam interpretasi data ini. Misalnya, negara yang sedang berkembang mungkin mengalami defisit neraca berjalan karena membutuhkan impor barang modal untuk menopang pertumbuhan ekonominya. Di sisi lain, negara yang memiliki surplus neraca berjalan yang konsisten mungkin mendapati mata uangnya tertekan untuk mengapresiasi, yang bisa memengaruhi daya saing ekspornya. Menghitung "Current Account to GDP" cukup sederhana: kita hanya perlu membagi nilai neraca berjalan dengan nilai PDB, dan hasilnya dinyatakan dalam persentase. Misalnya, jika sebuah negara memiliki neraca berjalan sebesar \$500 juta dan PDB sebesar \$5 miliar, maka "Current Account to GDP" adalah (500 juta / 5 miliar) * 100%, yaitu 10%. Angka ini kemudian bisa dibandingkan dari waktu ke waktu atau dengan negara lain untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang arah dan tren ekonomi. Selain dari angka mentahnya, tren dan dinamika "Current Account to GDP" juga memberikan wawasan penting. Sebagai contoh, tren penurunan persentase ini dalam beberapa tahun mungkin mengindikasikan peningkatan ketergantungan pada impor, yang bisa menjadi perhatian bagi pembuat kebijakan. Sebaliknya, tren peningkatan yang konsisten bisa mengindikasikan penguatan dalam ekspor atau perbaikan dalam ketergantungan energi. Interpretasi lebih lanjut terhadap "Current Account to GDP" juga melibatkan analisis terhadap komponen-komponen penyusun neraca berjalan itu sendiri. Misalnya, surplus atau defisit barang dan jasa, pendapatan sekunder seperti remittance, dan pendapatan primer seperti pembayaran bunga utang luar negeri. Melalui analisis ini, kita bisa memahami lebih mendalam sumber kekuatan atau kelemahan dalam posisi eksternal suatu negara. Kebijakan ekonomi juga bisa dipengaruhi oleh kondisi "Current Account to GDP." Negara dengan defisit besar mungkin perlu menjalankan kebijakan penghematan atau mencari cara untuk meningkatkan daya saing ekspornya. Sebaliknya, negara dengan surplus besar mungkin menghadapi tekanan untuk menyesuaikan nilai tukarnya untuk mengurangi ketidakseimbangan global. Oleh karena itu, data "Current Account to GDP" sering digunakan oleh lembaga-lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia dalam analisis dan rekomendasi kebijakan mereka. Eulerpool sebagai sumber data ekonomi makro menyediakan informasi yang lengkap dan terbaru mengenai "Current Account to GDP" untuk berbagai negara. Dengan data yang terstandarisasi dan bisa diakses dengan mudah, para pengguna bisa menganalisis dan membuat keputusan ekonomi yang lebih informasional. Kami percaya bahwa akses terhadap data yang akurat adalah kunci untuk memahami dan merencanakan ekonomi yang lebih baik. Secara keseluruhan, "Current Account to GDP" merupakan indikator ekonomi makro yang esensial dalam menggambarkan interaksi ekonomi suatu negara dengan dunia luar. Ini memberikan wawasan penting tidak hanya tentang kondisi ekonomi saat ini, tetapi juga tentang arah dan tren masa depan. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang indikator ini, baik para ekonom, pembuat kebijakan, maupun investor dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana, yang pada akhirnya akan membantu pertumbuhan dan stabilitas ekonomi global. Eulerpool, dengan komitmennya terhadap data yang akurat dan mudah diakses, menjadi mitra yang bisa diandalkan dalam pencarian wawasan ekonomi yang mendalam.