Lakukan investasi terbaik dalam hidupmu

Mulai dari 2 €
Analyse
Profil
🇩🇰

Denmark Produk Domestik Bruto (PDB) dari Pertambangan

Harga saham

1,6 miliar DKK
Perubanan +/-
-87 Juta. DKK
Perubahan %
-5,29 %

Nilai saat ini dari Produk Domestik Bruto (PDB) dari Pertambangan di Denmark adalah 1,6 miliar DKK. Produk Domestik Bruto (PDB) dari Pertambangan di Denmark menurun menjadi 1,6 miliar DKK pada 1/12/2023, setelah sebelumnya 1,687 miliar DKK pada 1/9/2023. Dari 1/3/1990 hingga 1/3/2024, rata-rata Produk Domestik Bruto (PDB) dari Pertambangan di Denmark adalah 6,09 miliar DKK. Nilai tertinggi sepanjang masa dicapai pada 1/9/2004 dengan 11,72 miliar DKK, sementara nilai terendah tercatat pada 1/12/2021 dengan 1,35 miliar DKK.

Sumber: Statistics Denmark

Produk Domestik Bruto (PDB) dari Pertambangan

  • 3 Tahun

  • 5 Tahun

  • 10 Tahun

  • 25 tahun

  • Max

PDB dari sektor pertambangan

Produk Domestik Bruto (PDB) dari Pertambangan Sejarah

TanggalNilai
1/12/20231,6 miliar DKK
1/9/20231,687 miliar DKK
1/6/20231,612 miliar DKK
1/3/20231,506 miliar DKK
1/12/20221,573 miliar DKK
1/9/20221,799 miliar DKK
1/6/20221,84 miliar DKK
1/3/20221,424 miliar DKK
1/12/20211,345 miliar DKK
1/9/20211,788 miliar DKK
1
2
3
4
5
...
14

Serupa dengan Makrokennzahlen untuk Produk Domestik Bruto (PDB) dari Pertambangan

NamaSaat iniSebelumnyaFrekuensi
🇩🇰
BIP
404,2 miliar USD400,17 miliar USDTahunan
🇩🇰
BIP dari administrasi publik
113,228 miliar DKK111,346 miliar DKKKuartal
🇩🇰
BIP dari sektor transportasi
112,927 miliar DKK119,097 miliar DKKKuartal
🇩🇰
BIP dengan harga konstan
652,991 miliar DKK662,052 miliar DKKKuartal
🇩🇰
Investasi Bruto Fixed
115,993 miliar DKK124,486 miliar DKKKuartal
🇩🇰
PDB dari Manufaktur
105,036 miliar DKK111,309 miliar DKKKuartal
🇩🇰
PDB dari Pertanian
8,466 miliar DKK8,042 miliar DKKKuartal
🇩🇰
PDB dari sektor konstruksi.
31,299 miliar DKK31,059 miliar DKKKuartal
🇩🇰
PDB per kapita
61.031,81 USD60.345,56 USDTahunan
🇩🇰
PDB per kapita PPP
72.034,31 USD71.224,34 USDTahunan
🇩🇰
Pendapatan Nasional Bruto
593,779 miliar DKK570,548 miliar DKKKuartal
🇩🇰
Pertumbuhan PDB Tahunan
1,9 %2,7 %Tahunan
🇩🇰
Tingkat Pertumbuhan PDB
-1,4 %1,7 %Kuartal
🇩🇰
Tingkat Pertumbuhan PDB Tahunan
1,4 %4,9 %Kuartal

Apa itu Produk Domestik Bruto (PDB) dari Pertambangan

Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor pertambangan merupakan salah satu indikator penting yang digunakan untuk mengukur kontribusi industri pertambangan terhadap perekonomian suatu negara. Sektor ini terdiri dari berbagai kegiatan, termasuk ekstraksi batu bara, minyak bumi, gas alam, dan berbagai mineral lainnya yang diperlukan untuk berbagai keperluan industri dan energi. Dalam artikel ini, kami di Eulerpool akan membahas secara rinci tentang PDB dari pertambangan, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta peran pentingnya dalam ekonomi makro. Di Indonesia, sektor pertambangan memiliki kontribusi signifikan terhadap PDB nasional. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sektor ini menyumbang persentase yang cukup besar terhadap total PDB. Hal ini menunjukkan bahwa industri pertambangan bukan hanya penting dari segi ekspor, tetapi juga dari segi penyediaan lapangan pekerjaan dan pendapatan negara. Namun, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kontribusi sektor ini terhadap PDB, seperti fluktuasi harga komoditas di pasar global, kebijakan pemerintah, dan kondisi geologi. Fluktuasi harga komoditas adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi PDB dari pertambangan. Harga komoditas seperti minyak bumi, batu bara, dan logam seringkali mengalami perubahan signifikan yang dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi global, ketegangan politik, dan perubahan permintaan. Misalnya, lonjakan harga minyak bumi dapat meningkatkan pendapatan dari sektor ini, sementara penurunan harga dapat berdampak negatif terhadap kontribusinya terhadap PDB. Oleh karena itu, penting bagi pelaku industri dan pemerintah untuk memantau pergerakan harga komoditas secara terus-menerus. Kebijakan pemerintah juga memainkan peran penting dalam menentukan kontribusi sektor pertambangan terhadap PDB. Kebijakan yang mendukung eksplorasi dan ekstraksi sumber daya alam dapat meningkatkan produksi dan, secara tidak langsung, PDB dari sektor ini. Sebaliknya, kebijakan yang terlalu restriktif atau tidak mendukung dapat menghambat perkembangan sektor ini. Di Indonesia, misalnya, pemerintah telah mengeluarkan berbagai regulasi dan kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan industri pertambangan. Ini termasuk insentif pajak, kemudahan perizinan, dan dukungan infrastruktur. Selain itu, kondisi geologi juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi PDB dari pertambangan. Ketersediaan sumber daya alam yang melimpah dan mudah diakses dapat meningkatkan efisiensi produksi dan, oleh karena itu, kontribusi sektor ini terhadap PDB. Di Indonesia, terdapat berbagai tambang batu bara dan logam berharga yang tersebar di seluruh negeri, yang memberikan keuntungan tersendiri bagi sektor ini. Namun, eksplorasi dan ekstraksi sumber daya alam juga seringkali dihadapkan pada tantangan lingkungan dan sosial yang perlu dikelola dengan baik. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDB juga dapat dilihat dari sisi dampaknya terhadap lapangan pekerjaan. Industri ini menyediakan berbagai kesempatan kerja, mulai dari tenaga kerja kasar hingga tenaga ahli, yang berkontribusi terhadap pengurangan tingkat pengangguran. Selain itu, sektor ini juga menciptakan efek multiplier, di mana peningkatan aktivitas pertambangan dapat mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain seperti transportasi, logistik, dan jasa. Dalam jangka panjang, keberlanjutan sektor pertambangan menjadi isu penting yang perlu diperhatikan. Eksplorasi dan ekstraksi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan dapat menimbulkan berbagai masalah, termasuk kerusakan lingkungan, konflik sosial, dan penurunan kualitas hidup masyarakat sekitar tambang. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pelaku industri untuk mengimplementasikan praktik-praktik pertambangan yang bertanggung jawab, termasuk penilaian dampak lingkungan, rehabilitasi lahan, dan keterlibatan masyarakat lokal. Di sisi lain, perkembangan teknologi juga memberikan dampak positif terhadap PDB dari pertambangan. Implementasi teknologi canggih dalam proses eksplorasi dan ekstraksi dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sehingga memberikan kontribusi lebih besar terhadap PDB. Teknologi seperti pemetaan geologi digital, otomatisasi alat berat, dan penggunaan drone untuk survei tambang adalah beberapa contoh inovasi yang dapat meningkatkan kinerja sektor pertambangan. Sektor pertambangan juga memiliki peran penting dalam mendukung industri hilir. Produk-produk dari sektor ini seperti batu bara, minyak bumi, dan logam menjadi bahan baku penting untuk berbagai industri, termasuk energi, manufaktur, dan konstruksi. Oleh karena itu, peningkatan kinerja sektor pertambangan juga dapat memberikan dampak positif terhadap performa sektor-sektor lainnya, yang pada gilirannya akan meningkatkan PDB. Dalam rangka mengoptimalkan kontribusi sektor pertambangan terhadap PDB, pemerintah dan pelaku industri perlu bekerja sama dalam berbagai inisiatif. Ini termasuk pengembangan infrastruktur pendukung, seperti jalan dan pelabuhan, peningkatan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan dan edukasi, serta peningkatan transparansi dan tata kelola dalam pengelolaan sumber daya alam. Transparansi dan tata kelola yang baik dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif, yang akan menarik lebih banyak investasi asing dan domestik ke sektor ini. Akhir kata, PDB dari pertambangan merupakan indikator ekonomi yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun, dengan kebijakan yang tepat, pengelolaan yang baik, dan penerapan teknologi canggih, sektor ini memiliki potensi besar untuk terus memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Di Eulerpool, kami berkomitmen untuk menyediakan data dan analisis terperinci tentang PDB dari pertambangan dan berbagai indikator ekonomi lainnya, untuk membantu pemangku kepentingan dalam membuat keputusan yang tepat dan berinformasi.